Dengan kapasitas yang masif untuk skala proyek pembangkit listrik tenaga surya, PLTS Apung Cirata diharapkan berkontribusi pada penambahan bauran EBT sebagai wujud komitmen kepedulian negara terhadap lingkungan.
“Selain itu, tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif aman, menurunkan BPP dan membuat PLN lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi dan kompensasi,” kata Endang.
Ia menambahkan PLTS Terapung Cirata merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp. PLTS ini menempati area waduk seluas 200 hektar dan memiliki tarif kompetitif USD 5,8 cent/kWh.
Pembangunan proyek ini didasarkan pada kolaborasi joint investment, hubungan bilateral, dan kemitraan baik G2G maupun B2B.
Proyek ini juga didukung melalui kerja sama dengan Masdar yang merupakan worldwide renewable company, serta didukung oleh tiga lenders terkemuka yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank.
“Proyek ini juga meningkatkan Foreign Direct Investment di Indonesia senilai US$143 juta,” katanya. ***
Sumber: CNN Indonesia