Sejumlah Dosen Universitas Terbesar di Sulteng Keluhkan Pemotongan Remunerasi

  • Whatsapp

Dia juga menyampaikan, bahwa remunerasi yang mereka terima tidak seberapa besar daripada para dosen-dosen maupun pegawai senior lainnya. Sehingga kata dia alasan untuk efisiensi dengan memotong remunerasi para dosen maupun pegawai ASN, sangat tidak masuk dalam logika.

“Dalam instruksi presiden juga tidak menyebutkan untuk pemotongan insentif pegawai titik yang disebutkan itu adalah efisiensi di bidang-bidang lainnya seperti perjalanan dinas dan kegiatan-kegiatan seremoni lainnya,” tegasnya.

Dia pun meminta kepada Rektor Untad untuk kembali mengkaji kebijakan tersebut, agar tidak menzalimi hak-hak para dosen ASN yang masih terbilang baru. Pihaknya pun legowo untuk mendapatkan potongan jika seluruh dosen ASN juga dipotong remunerasinya maupun tunjangan-tunjangan jabatan lainnya.

“Bagi para pejabat-pejabat mungkin dipotong 10% dari jumlah remunnya saat ini itu tidak banyak, tapi bagi kami yang remunnya kecil dipotong dengan jumlah sekian persen tersebut tentu itu sangat kami rasakan berat,” ungkapnya.

Informasi yang didapatkan media ini salah seorang kepala jurusan yang menyuarakan terkait keresahan para dosen muda ini, mendapat tekanan dan diminta untuk mundur dari jabatannya. Hal ini diduga, sebagai bentuk anti kritik para pejabat-pejabat tinggi yang ada di Untad.

Sementara itu, Rektor Untad, Amar yang dikonfirmasi jurnalis media ini melalui WhatsApp atau pesan singkat pada Ahad (23/2/2025) terkait masalah ini tidak memberikan keterangan. ***

Sumber: anakuntaddotcom

Berita terkait