Terbaru; Kerugian Ekonomi Rp18,48 T

  • Whatsapp

Sumber: idm times
PEMERINTAH Melalaui Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) terus berupaya melakukan pemulihan pasca-gempa bumi, tsunami, dan
likuifaksi yang melanda Palu dan daerah sekitarnya di Sulawesi Tengah.
BNPB merilis data terbaru dampak bencana di Sulteng hari
ini, Minggu (28/10/2018), dan menyatakan dampak kerugian ekonomi dan kerusakan
akibat bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabulaten Sigi,
Donggala, dan Parigi Moutong, terus meningkat. 
Peningkatan jumlah dampak ekonomi terjadi akibat data
kerusakan yang digunakan sebagai basis data lebih banyak dan lengkap
dibandingkan sebelumnya. Selain itu, BNPB juga mencatat terdapat 2.086 jiwa
yang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Berapa jumlah kerugian akibat
bencana di Sulteng?
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho mengatakan Kota Palu menjadi daerah dengan kerugian dan kerusakan
terbesar. Hingga kini kerugian ditaksir mencapai Rp18,48 triliun. Sedangkan,
daerah lain seperti Kabupaten Sigi dan Donggala juga alami kerugian mencapai
triliunan rupiah.
“Berdasar sebaran wilayah, kerugian dan kerusakan di Sigi
Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong mencapai Rp640
miliar,” ungkap Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
Tak hanya kerugian ekonomi, menurut Sutopo, BNPB juga
mencatat terdapat 2.086 korban meninggal dunia akibat gempa bumi. Menurut
sebaran wilayah, lebih dari 50 persen korban meninggal ditemukan di Palu.
“Tercatat 2.086 orang meninggal dunia yaitu di Kota Palu
1.705 orang, Kabupaten Donggala 171 orang, Sigi 188 orang, dan Parigi Moutong
15 orang. Sebanyak 1.309 orang hilang. Korban luka-luka tercatat 4.438 orang,
dan mengungsi sebanyak 206.524 orang,” jelas dia.
Sutopo mengatakan tim Hitung Cepat Rehabilitasi dan
Rekonstruksi BNPB dan UNDP masih terus berupaya menghitung dampak dan kebutuhan
untuk pemulihan. Diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk memulihkan Palu dan
seitarnya mencapai Rp10 triliun.**

Berita terkait