Empat Iven Didorong Ke Tingkat Nasional

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter: Firmansyah
PEMERINTAH Kota Palu akan mendorong empat iven
daerah menuju pentas nasional hingga internasional. Demikian ungkap Wali Kota Hidayat
kepada sejumlah wartawan, usai penutupan Palu Salonde Percusion, (14/8/2018) malam
di hutan kota Kaombona.

Keempat iven tahunan tersebut menurut
Hidayat seperti Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) yang sudah tercatat menjadi
agenda nasional, Palu Salonde Percusion (PSP), Festival Mandura dan Festiival
Raodah. Terlepas dari hal itu, dia mengharapkan dukungan dari semua pihak,
utamanya adalah masyarakat kota Palu sendiri, ‘’Alhamdulilah, ini awal yang
baik, malam ini antusias warga sangat tinggi terhadap iven PSP, terlihat dari
banyaknya warga yang berbondong-bondong datang ke tempat ini, ” katanya.

Selanjutnya, Wali kota mengatakan bahwa
dirinya telah membahas hal tersebut bersama gubernur. Dimana tahun depan iven
Palu Salonde Percussion (PSP) akan digelar ditempat yang sama, yaitu di taman
kota Kaombona. ‘’Kami telah melakukan rapat bersama gubernur terkait
pelaksanaan PSP ke depannya, selama ratusan tahun tempat ini terabaikan.
Olehnya mulai tahun lalu kami menggali potensi dan memanfaatkan lokasi ini
untuk dijadikan sarana bagi masyarakat, ” tuturnya.

Disoal tentang standarisasi penyelenggaraan
di lokasi Festival Palu Salonde Percussion di hutan kota Kaombona tersebut,
Hidayat membeberkan bahwa Pemkot bersama beberapa pihak seperti Dirjen Kemendikbud
RI dan BNI telah berkomitmen dalam meningkatkan iven tersebut ke depannya lebih
baik lagi. ‘’Kami telah berkomitmen dengan Dirjen Kemendikbud dan BNI tentang
kegiatan ini ke depannya. Kami juga akan menyusun program terkait iven ini,
Palu Salonde Percussion sendiri akan menjadi branding dari BNI. Mari kita
tunjukkan kepada daerah lain maupun dunia, Palu sebagai mutiara di
Khatulistiwa, ” paparnya.

Iven tersebut dimeriahkan berbagai seniman
musik baik dari lokal, nasional, bahkan internasional. Seperti dari Negara
Matador, Spanyol yang selama keberadaanya di tanah Kaili, eksis mengunjungi
beberapa titik lokasi wisata. Misalnya di bukit Salena yang akan dibangun flyng
fox terpanjang di Asia, down hill atau sepeda gunung, Uwe ntumbu.

Salah satu seniman yang turut ambil bagian
dalam iven tersebut yakni Gilang Ramadhan yang merupakan salah satu drummer
terbaik Indonesia mengatakan bahwa selama yang diketahuinya, baru kota Palu
yang menggelar festival perkusi terbesar, dengan melibatkan seniman lokal,
Nasional bahkan internasional. ” Daerah lain di Indonesia, belum pernah menyelenggarakan
seperti di kota Palu ini, ” ujarnya.

Dalam penampilanya, mantan drumer Krakatau
tersebut, menampilkan skill terbaiknya dalam menggebuk drum yang mampu membuat
penonton berdecap kagum. Mulai dari penampilan solo, dengan mengkombinasikan
beberapa alat musik lain seperti kenong (gamelan khas Jawa) dan ceng-ceng
(simbal khas Bali).

Di akhir pertunjukannya, Sang Drummer
Legenda tersebut berkolaborasi dengan salah seorang komposer dunia, Dr.
Sutrisna Hartana dan seorang seniman kota Palu, Smiet. Mereka menampilkan
langgam Jawa dengan perpaduan alat musik khas Kaili yakni Lalove dan Gimba
serta Gamelan dan drum.**

Berita terkait