HUJAN Intensitas sedang hingga tinggi melanda sejumlah desa di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Ini mengakibatkan, Sungai Ore Desa Bangga kembali meluap. Luapan air sebabkan banjir yang cukup parah.
Camat Dolo Selatan, Jalil, melaporkan, Minggu (28/4/2019) malam, ketinggian air mencapai kurang lebih 160 Cm. Sebagian besar warga terpisah dari keluarganya, karena berusaha lari mengungsi.
“Semua harta hanyut. Hanya baju di badan yang sempat diselamatkan. Ada sebagian rumah warga rusak akibat banjir ini,” katanya.
Sebagian warga berusaha naik ke atap rumah, serta masih ada yang terjebak dalam rumah.
“Belum bisa dipastikan, adanya korban jiwa. Yang pasti, situasi saat ini sedang kacau. Warga berusaha menyelamatkan diri dan mengungsi di tempat yang lebih aman,” tambah Jalil.
Bupati Sigi, kata Jalil, sudah berada di lokasi membantu evakuasi warga. Demikian pula Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, Bartholemeus Tandigala juga berada di Desa Bangga dengan membawa alat berat.
– |
Sebelumnya, tim BPBD tertahan di Desa Balongga yang juga dilanda banjir bandang kemarin sore.
“Kami sudah membersihkan lumpur, dan saat ini jalan di Balongga sudah tembus,” ungkapnya.
Selain Desa Bangga, desa lainnya di Dolo Selatan, Desa Balongga juga terendam air luapan sungai di desa tersebut. Sungai itu sendiri, adalah satu-satunya akses menuju ke Desa Balongga dari arah Kota Palu.
Camat Jalil mengatakan ada 25 rumah warga di Balongga terendam banjir. Ketinggian air disertai lumpur diprakirakan kurang lebih 25 hingga 50 centimeter. Ada 25 kepala keluarga yang terdampak banjir, terpaksa harus diungsikan.
– |
Saat ini, bantuan yang sangat dibutuhkan juga untuk masuk ke desa tersebut berupa air bersih dan bantuan alat untuk membersihkan lumpur.
Hujan intensitas sedang dan lebat, masih terus turun di desa tersebut. Aliran listrik juga padam. Sehingga sedikit menyulitkan proses evakuasi warga.
Hingga berita ini diturunkan, dilaporkan air di Desa Balongga berangsur-angsur mulai surut.
Sementara itu, pengamat kebencanaan Sulteng, Abdullah saat berada di Desa Bangga, kemarin siang, menungkapkan bahwa Desa Bangga selalu banjir yang disertai lumpur berpasir hasil longsoran dan hal ini sudah berulangkali terjadi.
Hal ini terjadi, terang Abdullah, dasar Sungai Ore sudah rata dengan permukaan tanah di sekitarnya Sehingg sungai tersebut sudah tidak berfungsi untuk menampung dan menyalurkan air.
“Jembatan juga sudah rata dengan dasar sungai dan permukaan tanah sekitarnya. Di sekitar jembatan tersebut terlihat gunungan sedimen, hasil pengerukan sungai,” kata akademisi Untad ini.
Olehnya, Abdullah menyarankan untuk menormalisasi aliran Sungai Ore, dengan membuat kanal/saluran air paling tidak 2 di utara dan 2 di selatan sungai. Supaya aliran air dari arah hulu bisa terbagi.**
Reporter: Ikhsan Madjido