Belajar Hak Partisipasi Migas Di Jatim

  • Whatsapp
banner 728x90

 

Sumber: antarasulteng.com 

SULTENG,- PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur untuk mempelajari pengelolaan hak partisipasi 10 persen dari investor pengelola minyak dan gas bumi. Kunjungan itu dilakukan oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Komisi III DPRD Sulteng tanggal 26 – 27 di Jawa Timur. “Kunjungan kerja Komisi III DPRD Sulteng di Pemprov Jatim, dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Sulteng Akram Kamarudin dan Ketua Komisi III Zulfakar Nasir. Pertemuan berlangsung selama dua hari di ruang rapat Kantor ESDM Pemprov Jatim,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulteng Mohammad Masykur, di Palu, Minggu. Masykur menyatakan kunjungan kerja tersebut terkait pengalaman Pemprov Jatim mendapatkan hak partisipating interest (PI) 10 persen dari industri penglolahan minyak dan gas alam.

Ketua Fraksi Nasdem di DPRD Sulteng ini menguraikan bahwa Kadis ESDM Jatim bersama Kabid Energi dan Kelistrikan serta Senior Vice President Finance dan Bussiness Support Petrogas, dan Dinas Pendapatan Daerah Pemprov Jatim dengan lugas dan penuh optimisme memaparkan cerita sukses keberhasilan mereka mendapatkan hak PI 10 persen.

“Jangan ditanya berapa kali kami melayangkan surat ke Menteri ESDM dan SKK Migas. Berpuluh-puluh kali. Tidak cukup dengan itu, kami susul dengan memobilisasi stakeholder ke Kantor Menteri ESDM dan SKK migas. Tekad kami hanya satu yakni hak PI 10 persen harus kami dapatkan. Alhamdulillah, hasilnya seperti hari ini kita saksikan. Kuncinya berjuang dan berjuang,” ujar Masykur meniru kalimat yang di ucap Kadis ESDM Provinsi Jatim.

Kata dia, perjuangan Pemprov Jatim, Pemda Kabupaten Bojonegoro dan kabupaten lainnya hasilnya sudah dipanen. Di bawah bendera PT Petrogas Jatim Utama (PJU) sebagai BUMD yang ditunjuk oleh gubernur Jatim mengelola PI 10 persen di blok Cepu dan blok Madura off shore dengan nilai yang sudah diinvestasikan sebesar 137 juta US Dollar. Di Blok Cepu setiap tahun pendapatan diperoleh 1,2 juta dolar AS dan dari blok Madura off shore setiap tahunnya diprroleh sekitar Rp16 Milar.

 

BACA SELENGKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!

Berita terkait