Mahasiswa IAIN Palu Kuliah di Luar Kampus

  • Whatsapp
Sumber: Humas IAIN

SEBAHAGIAN Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palu, Sulawesi Tengah, akan mengikuti proses belajar mengajar di luar kampus
pascabencana gempa dan tsunami menghantam perguruan tinggi tersebut.

“Di tahun 2019 ini, perkuliahan akan
berlangsung di luar kampus, “ucap Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S
Pettalongi MPd, di Palu, Selasa.

Perkuliahan smester genap tahun 2019 dilangsungkan
di luar kampus, dikarenakan sebagian ruang kelas belajar IAIN Palu rusak berat
dan rusak total sehingga tidak dapat digunakan.

Disisi lain, IAIN Palu akan melangsungkan
pembangunan atau revitalisasi enam gedung termasuk gedung perkuliahan pada awal
2019, sehingga proses perkuliahan harus di pindahkan sementara waktu.

IAIN Palu menggandeng Asia Development Bank atau
Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam upaya revitalisasi kampus I senilai kurang
lebih Rp30 miliar.

“Dalam upaya pembangunan ini, saya meminta
kepada pihak pekerja agar tidak membongkar kelas-kelas darurat yang telah
terbangun, sebelum material pembangunan gedung IAIN Palu masuk,” uar dia.

Kelas-kelas darurat yang berjumlah 60 kelas
 di wilayah kampus, masih dapat digunakan dalam proses perkuliahan, untuk
memaksimalkan penyelenggaraan akademik khususnya perkuliahan di kampus itu.

Secara keseluruhan kebutuhan kelas di setiap
fakultas meningkat, seiring meningkatkan jumlah mahasiswa baru IAIN Palu. Tahun
2018 IAIN Palu menerima sekitar 1.720 mahasiswa. Dengan demikian jumlah
mahasiswa IAIN Palu sebelum bencana terjadi sekitar 5.000 lebih.

Jumlah tersebut tidak berbanding lurus dengan
kondisi gedung perkuliahan/daya tampung IAIN Palu pascabencana, karena gedung
kuliah rusak total.

Pascabencana fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
membutuhkan 50 kelas, kemudian Fakultas Syariah Ekonomi Islam membutuhkan 18
kelas dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah membutuhkan 17 kelas.

Atas kondisi itu, IAIN Palu, sebut Prof Sagaf
Pettalongi telah membangun komunikasi dengan pihak sekolah SDN Bumi Bahari
untuk menggunakan 14 kelas di sekolah itu. Kemudian Madrasyah DDI disamping
kampus itu sebanyak 7 kelas dan Muhammadiyah Darul Arkham.

“Perencanaan untuk perkuliahan di luar kampus
akan di langsungkan setiap pagi dan sore,” ujar dia. 
Pakar Managemen Pendidikan itu meminta kepada
seluruh dosen dan civitas akademik untuk meningkatkan komitmennya sebagai abdi
negara dalam pembangunan manusia demi menciptakan mahasiswa yang berkualitas,
berketerampilan dengan daya saing yang tinggi.**

Berita terkait