Bantu Hidup, Cegah Bantuan Tumpang Tindih

  • Whatsapp

SAMPAI Saat ini, lebih dari 63,4 % masyarakat Padagimo (Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong) kehilangan pekerjaan akibat bencana 28 September 2018 silam.

Jumlah tadi bisa terus meningkat bila pemerintah dan lintas sector tidak segera mendorong pemulihan sosial ekonomi berdasarkan sumber mata pencaharian warga di wilayah terdampak.

Didasari itu, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan Sosialisasi Draft Panduan Umum Paket Bantuan Nontunai Sumber Penghidupan (Bantu Hidup) pada Selasa (19/3) di ruang polibu kantor gubernur yang dibuka Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi Muliono, SE, Ak., MM.

“Draft ini telah dibahas NGO dari beberapa klaster dan OPD terkait serta dengan Pak Sekprov,” kata Kabid Perencanaan Ekonomi Saiful Anwar Hasibuan, SE, M.Si dalam pengantar sosialisasi.

“Keinginan teman-teman NGO dan Bappeda disosialisasi dulu untuk diberi masukan,” tambahnya.

Dari draft, modalitas bantuan yang direkomendasikan berupa voucher atau kupon baik kupon komoditas maupun kupon nominal barang, dengan tujuan mempermudah pengawasan bantuan.

Kelompok sasaran sendiri meliputi para petani, nelayan, peternak, dan pemilik UMKM dengan jenis dan nilai paket usulan bervariasi, disesuaikan prioritas pemulihan.

Gubernur melalui Asisten Muliono mengapresiasi giat tsb untuk demi penyempurnaan draft agar pelaksanaan nanti efektif, efisien dan terintegrasi dengan program dinas terkait.

Lebih lanjut asisten menekankan 3 prinsip yang harus diperhatikan pengelola dalam penyaluran bantuan yaitu tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu.

“Semoga melalui sosialisasi bisa ditutup celah-celah dimana 3 indikator tadi bisa tidak tercapai,” asisten menegaskan.

Selain itu koordinasi antara NGO yang mengorganisir bantuan dengan dinas terkait diharap tetap berjalan.

“Koordinasi kerja diharap dapat mengurangi resiko pengalokasian bantuan yang tumpang tindih,” pungkas dia.**

Sumber: Humpro Sulteng

Berita terkait