FKUB Sulteng Redam Isu Negatif

  • Whatsapp
Reporter: Ikhsan Madjido

FORUM Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah
berupaya meredam isu-isu negatif yang mengatasnamakan agama menjelang Pemilihan
Umum 2019.


“Pilihan kita boleh berbeda tapi jangan bawa-bawa agama,” ucap Ketua
FKUB Sulteng Zainal Abidin di Palu, Sabtu (2/3/2019, seperti dilansir Humas
FKUB.

Ia mengemukakan tokoh-tokoh agama harus memberikan contoh yang baik kepada umat
di tengah kehidupan sosial masyarakat.

FKUB Sulteng akan melibatkan tokoh-tokoh agama untuk melakukan pembinaan dengan
pendekatan agama di masyarakat, agar tidak terpengaruh dengan informasi
negatif, informasi hoaks menjelang pemilu.

Zainal Abidin yang juga Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah itu,
mengemukakan bahwa FKUB berkomitman merawat kerukunan antarumat beragama di
daerah itu.

“FKUB Sulteng selaku mitra pemerintah akan berperan menciptakan kerukunan
dan kedamaian di kalangan umat beragama sebagai kontribusi nyata di tengah
masyarakat,” ujar dia.

Zainal Abidin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu itu,
mengemukakan bahwa hati yang bersih menjadi kunci utama menjalin persaudaraan
dan persatuan yang berdampak terwujudnya perdamaian.

“Jika hati kotor akan melahirkan pikiran yang kotor. Jika pikiran kotor
akan melahirkan ucapan dan tindakan serta perilaku yang kurang baik,” ucap
dia.

Hati yang kotor, kata Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu, akan membuat
seseorang selalu berpikir negatif terhadap orang lain, bahkan berprasangka
buruk terhadap orang lain.

Berpikir negatif dan berprasangka buruk, kata dia, akan selalu mencurigai
aktivitas seseorang atau sekelompok orang.

“Bahayanya lagi, jika kecuriagaan itu disebarkan atau diceritakan kepada
orang lain, yang kebenarannya belum dapat dipastikan,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, yang ada hanya fitnah atau menyampaikan informasi
yang tidak didukung dengan fakta dan kebenaran kepada orang lain.

“Ini yang membuat kekacauan, permusuhan, dan seterusnya. Mulai dari
tingkat rumah tangga bahkan di lingkungan yang luas lagi,” ujar Rektor
pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu.**

Berita terkait