– |
Rasulullah bersabda:
“Puasa adalah perisai
yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Analisa hadist diatas, kurang-lebih artinya saat seseorang menjalankan
ibadah puasa. Secara otomatis maka akan senantiasa menjaga diri dari
kemaksiatan dan perilaku yang tidak dibenarkan oleh Islam.
ibadah puasa. Secara otomatis maka akan senantiasa menjaga diri dari
kemaksiatan dan perilaku yang tidak dibenarkan oleh Islam.
Otomatisasi yang
terjadi merupakan keistimewaan puasa bagi seorang mukmin. Puasa merupakan
aktivitas yang sangat individual yang hampir tak seorangpun selain dirinya
sendiri dan Allah SWT yang maha mengetahui yang menilai. Maka seseorang yang
berpuasa hanya karena Allah SWT semata dan sesuai dengan syar’i yang dituntunkan
Rasulullah yang akan mampu melindungi diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
termasuk perilaku maksiat, dengan demikian puasa yang benar akan membuahkan
perisai diri sehingga seseorang akan terhindar dari neraka.
terjadi merupakan keistimewaan puasa bagi seorang mukmin. Puasa merupakan
aktivitas yang sangat individual yang hampir tak seorangpun selain dirinya
sendiri dan Allah SWT yang maha mengetahui yang menilai. Maka seseorang yang
berpuasa hanya karena Allah SWT semata dan sesuai dengan syar’i yang dituntunkan
Rasulullah yang akan mampu melindungi diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
termasuk perilaku maksiat, dengan demikian puasa yang benar akan membuahkan
perisai diri sehingga seseorang akan terhindar dari neraka.
Implikasi puasa diharapkan seseorang mampu menjaga aktivitasnya dijalan
yang lurus tanpa pengawasan atasan, berbuat baik bukan karena pujian, serta
hasil pekerjaan/aktivitas merupakan konsekuensi logis dari mutu pekerjaan yang
dilakukan (Puasa itu untukku, maka aku yang akan memberi pahalanya).
yang lurus tanpa pengawasan atasan, berbuat baik bukan karena pujian, serta
hasil pekerjaan/aktivitas merupakan konsekuensi logis dari mutu pekerjaan yang
dilakukan (Puasa itu untukku, maka aku yang akan memberi pahalanya).
Puasa sebagai Perisai
di Dunia dan Akhirat
di Dunia dan Akhirat
Yang dimaksud puasa sebagai
perisai adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi
pelakunya di dunia dan juga di akhirat.
perisai adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi
pelakunya di dunia dan juga di akhirat.
Adapun di dunia maka akan menjadi pelindung yang akan menghalanginya
untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang di saat puasa. Oleh karena itu
tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya
dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina
dirinya maka hendaklah dia mengatakan, “Aku sedang berpuasa.”
untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang di saat puasa. Oleh karena itu
tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya
dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina
dirinya maka hendaklah dia mengatakan, “Aku sedang berpuasa.”
Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka, yang akan
melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari kiamat (Lihat
Syarh Arba’in An-Nawawiyyah, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).
melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari kiamat (Lihat
Syarh Arba’in An-Nawawiyyah, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).
Puasa Merupakan Perisai dari Siksa
Neraka
Puasa akan menjadi perisai yang menghalangi dari siksa api neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang hamba yang
berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari
neraka sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari dan Muslim).
berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari
neraka sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
“Rabb kita ‘azza wa jalla
berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri
dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R.
Ahmad, shahih).
berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri
dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R.
Ahmad, shahih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa
neraka” (H.R. Ahmad, shahih).
neraka” (H.R. Ahmad, shahih).
Puasa Sebagai Perisai dari Berbuat Dosa
Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah menjelaskan, “Puasa merupakan
perisai selama tidak dirusak dengan perkataan jelek yang merusak. Oleh karena
itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
perisai selama tidak dirusak dengan perkataan jelek yang merusak. Oleh karena
itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa adalah perisai, jika
salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan
berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka
ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim).
salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan
berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka
ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Perisai adalah yang melindungi seorang hamba, sebagaimana perisai yang
digunakan untuk melindungi dari pukulan ketika perang. Maka demikian pula puasa
akan menjaga pelakunya dari berbagai kemaksiatan di dunia, sebagaimana Allah
berfirman,
digunakan untuk melindungi dari pukulan ketika perang. Maka demikian pula puasa
akan menjaga pelakunya dari berbagai kemaksiatan di dunia, sebagaimana Allah
berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183).
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183).
Jika hamba mempunyai perisai yang melindunginya dari perbuatan maksiat
maka dia akan memiliki perisai dari neraka di akhirat. Sedangkan bagi yang
tidak memiliki perisai dari perbuatan maksiat di dunia maka dia tidak memiliki
perisai dari api neraka di akhirat.
maka dia akan memiliki perisai dari neraka di akhirat. Sedangkan bagi yang
tidak memiliki perisai dari perbuatan maksiat di dunia maka dia tidak memiliki
perisai dari api neraka di akhirat.