Tausiyah Ramadhan: Manfaatkan Peluang 10 Hari Terakhir

  • Whatsapp
banner 728x90

Barangsiapa di antara kita yang mampu menunaikan hari-hari tersebut
sesuai dengan keagungannya, maka tunaikanlah dengan sempurna. Pujilah Allah
karena bertemu dengannya. Mintalah kepada-Nya agar menerima amalan di dalamnya.

Adapun bagi mereka yang menyia-nyiakannya, maka bertaubatlah kepada
Allah. Karena pintu taubat itu terbuka. Hindarilah bermalas-malasan dan
kemaksiatan sebelum datang dimana betis-betis terhimpit, ruh telah sampai di
tenggorokan, dan sebelum jasad berserah menuju kubur.
Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang
beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..”
(QS. At-Tahrim: 8).

Pada 10 hari terakhir Ramadhan. Hari-hari yang begitu baik, penuh
keberkahan, dan keutamaan. Isilah dengan ketaatan kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Agung. Berpuasalah dengan sebaik-baik puasa di hari-hari tersebut. Binarkan
malam-malamnya dengan cahaya shalat. Makmurkan siang dan malamnya dengan
membaca Alquran, istighfar, dzikir, dan doa. Betapa banyak orang yang
dianugerahi menjumpai 10 hari terakhir, namun mereka tidak mendapati apapun.
Tidak ada tambahan amal ketaatan dan taubat, yang ada hanya kesia-siaan dan
kemalasan. Dan kita sekaranga telah mendapatkannya dalam keadaan sehat, kuat,
dan memiliki kemampuan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memuliakan 10 hari
terakhir Ramadhan. Beliau benar-benar member perhatian yang mendalam apabila
masa itu tiba dengan bersungguh-sungguh dan memperbanyak ibadah di dalamnya.
Beliau khususkan saat-saat tersebut untuk beri’tikaf di masjid, menyendiri
beribadah dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau
bersemangat mengisi malam lailatul qadr yang sanga agung kedudukannya.
Allah Ta’alaberfirman,

“Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al-Qadr: 3-5).

Maknanya adalah malam tersebut lebih baik dari pada kurang lebih 30.000
malam. Lebih baik dalam keberkahan, ganjaran pahala, rahmat, ampunan,
pengkabulan doa, dan diterimanya amal.

Apabila masuk sepuluh hari terakhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sangat bersungguh-sungguh. Beliau hidupkan malam-malamnya dengan
ibadah kepada Rabbnya. Beliau melakukan kesungguhan yang sangat tersebut
padahal telah diampuni segala dosa dan kesalahannya yang lalu maupun yang akan
datang. Beliau melakukan hal itu, dan beliau lah orang yang paling bertakwa dan
takut kepada Allah. Lalu bagaimana keadaannya dengan kita? yang banyak
kekurangan dan banyak berdosa.

Karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menjemput malam
yang penuh kemuliaan tersebut. Mengisi malam-malam tersebut, menjemput
keberkahan dan kebaikannya dengan menjaga shalat-shalat yang diwajibkan,
memperbanyak shalat, bersedekah, menjaga puasa dari hal-hal yang mengurangi pahalanya,
mengerjakan banyak ketaatan, menjauhi perbuatan dosa, menjauhi permusuhan,
saling benci, dan dendam. Karena dendam adalah salah satu sebab seseorang
diharamkan dari mendapatkan keutamaan lailatul qadr.**
@Day 18 Ramadhan

Berita terkait