SEKOLAH Di Desa Kolaka, Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali Utara Propinsi Sulawesi Tengah sangat kekurangan fasilitas. Sekolah hanya berdinding papan. Guru kurang kualifikasi. Anak-anak tidak pernah memperoleh pendidikan yang layak. Anak-anak Desa Kolaka belum mengenal dan mengecam perpustakaan. Bahkan sarana olahraga yang memadai.
Bila anda melintas di desa itu, anda akan menjumpai jalan nasional yang rusak berat. Kini jalan nasional itu sedang diperbaiki dengan gelontoran dana ratusan miliar rupiah. Percepatan pembangunan bidang infrastruktur di era Jokowi saat ini sedang giat-giatnya dilakukan percepatan. Sayangnya, program pembangunan sumber daya manusia (SDM) belum menyentuh daerah-daerah di Sulteng. Khususnya, wilayah Morowali Utara. Padahal, daerah itu sangat kaya potensi kebun sawit dan sumber daya alam yaitu nikel dan batu bara.
‘’Jangan dikorupsi ya Om,’’ ujar anak-anak SDN 2 Kolaka berharap agar pembangunan jalan nasional yang melintas di Desa Kolaka segera selesai dan tidak menguap dikorupsi. Mereka juga berharap pembangunan sekolah mereka selayaknya daerah lainnya.
Belajar tidak timbul secara kebetulan, tetapi memerlukan persiapan. Antar lain dengan menyiapkan suatu lingkungan kelas yang merangsang anak-anak untuk belajar secara kreatif serta sarana dan prasarana yang mendukung. Demikian dikatakan Kepala Sekolah SDN 2 Kolaka Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara, Kornelius Rabeta S.Pd.
Kornelius sudah menjabat dari Tahun 2009 sampai sekarang diakuinya telah banyak program yang dilaksanakan. Antar lain, Penamatan siswa sudah tujuh kali 100 % lulus. Mengusahakan membuka SMPN 3 Satap Mori Atas, mengikuti perlombaan O2SN-FLS2N, memberikan motivasi guru-guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.
SDN 2 Kolaka saat ini memiliki PNS lima orang, tenaga honorer empat orang, Honor daerah satu orang dengan jumlah murid 100 orang. Menurutnya, sekolahnya saat ini melaksanakan lomba kebersihan antar kelas dan berhadiah berupa piagam untuk anak didik dari anggaran Dana Bos. Semuanya itu demi tercapainya Visi-Misi Sekolah yaitu “Mewujudkan Pada Pengembangan Prestasi Akademik Berimbang, Berbudaya, Berwawasan Lokal dan Global” tuturnya pada Kaili Post.
Kornelius mengatakan dari tahun 2007, ruang belajar yang tiga lokal masih dinding papan, dan pernah orang barat kebetulan hujan berteduh di sekolah ini. ‘’Jadi datang guru kelas menjawab ini bukan kandang ayam pak tetapi ruang belajar sekolah,’’ katanya. Banyak kebutuhan yang kurang di sekolah ini, karena kekurangan sarana dan prasarana pun dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar. ‘’Yang sangat kami butuhkan sekarang ini yaitu perpustakaan, MCK, pergantian tiga lokal ruang belajar ini, mempersiapkan biaya pembuatan lapangan bermain, tanggul bangunan yang tinggi bisa terancam erosi, serta mobile,’’ imbuhnya. Kornelius mengatakan sudah diajukan kepada DPRD Morowali Utara 2016, Bappeda tahun 2016, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morowali Utara tahun 2016, namun sampai sekarang ini belum ada realisasi. ‘’Saya berharap kepada Pemkab Morowali Utara memperhatikan pendidikan yang ada di SDN 2 Kolaka ini, karena anak didik di sini merupakan anak bangsa juga,’’ akuinya. **
Reporter: pariaman tambunan/andono wibisono