‘ |
Reporter: Firmansyah Lawawi
Ke depannya, di Palu akan berdiri pabrik pembuatan tempe berskala nasional. Pabrik itu dibangun pihak ketiga, melalui Pemkot. Hal itu diungkapkan
Kadis Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja, Setyo Susanto, Selasa (11/12/2018) di
ruanganya.
Kadis Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja, Setyo Susanto, Selasa (11/12/2018) di
ruanganya.
Menurut Setyo, pihak ketiga yang membantu
tersebut, akan menanggung beban anggaran pendirian infrastruktur pabrik, lahan
pembangunan, hingga bahan baku kedelai. Dengan kapasitas produksi sebanyak satu
ton perhari.
tersebut, akan menanggung beban anggaran pendirian infrastruktur pabrik, lahan
pembangunan, hingga bahan baku kedelai. Dengan kapasitas produksi sebanyak satu
ton perhari.
Kontribusi Pemkot sendiri dalam hal tersebut,
jelas Setyo adalah pengadaan mesin
produksi pembuatan tempe. Berkisar Rp130 juta satu unit. ‘’Pengadaan mesin tersebut, sudah ketuk palu, akan dibahas di perubahan
bersama DPRD Palu,’’ katanya. Pabrik tempe tersebut, lanjut
Setyo, sekurangnya akan menyedot tenaga kerja lokal berkisar enam puluh orang. ‘’Enam puluh orang tersebut belum termasuk divisi
distributor, atau penyalur tempe ke konsumen, ” katanya.
jelas Setyo adalah pengadaan mesin
produksi pembuatan tempe. Berkisar Rp130 juta satu unit. ‘’Pengadaan mesin tersebut, sudah ketuk palu, akan dibahas di perubahan
bersama DPRD Palu,’’ katanya. Pabrik tempe tersebut, lanjut
Setyo, sekurangnya akan menyedot tenaga kerja lokal berkisar enam puluh orang. ‘’Enam puluh orang tersebut belum termasuk divisi
distributor, atau penyalur tempe ke konsumen, ” katanya.
Ditambahkannya, selain kegiatan produksi, pabrik tersebut juga akan mengadakan
pelatihan kepada masyarakat yang ingin belajar mengolah tempe berstandar nasional. ‘’Memang harganya sedikit mahal dari produksi rumahan lainya. Namun
perbedaanya tidak terlalu banyak. Kualitas maupun hygenitasnya terjamin, ”
jelas Setyo.
pelatihan kepada masyarakat yang ingin belajar mengolah tempe berstandar nasional. ‘’Memang harganya sedikit mahal dari produksi rumahan lainya. Namun
perbedaanya tidak terlalu banyak. Kualitas maupun hygenitasnya terjamin, ”
jelas Setyo.
Disoal terkait kehadiran pabrik dapat mempengaruhi
usaha tempe rumahan yang ada di kota Palu, Setyo mengatakan bahwa hal itu tidak
akan berdampak secara ekonomi kepada mereka. Justru hal itu akan semakin memacu
mereka dalam memperbaiki hasil produksinya.
usaha tempe rumahan yang ada di kota Palu, Setyo mengatakan bahwa hal itu tidak
akan berdampak secara ekonomi kepada mereka. Justru hal itu akan semakin memacu
mereka dalam memperbaiki hasil produksinya.
Selain itu, beber Setyo, dengan kehadiran pabrik
tersebut, nantinya dapat meningkatkan laju perekonomian di kota Palu pasca
bencana alam. Olehnya, Setyo berharap agar hal itu bisa terealisasikan dengan
baik. ‘’Kedepannya, kepada pelaku industri pembuatan tempe di kota Palu, agar dapat
mengikuti pelatihan cara pembuatan tempe berstandar Nasional, di pabrik
tersebut. Sehingga kualitas tempe yang akan mereka produksi, usai mengikuti
pelatihan. Bisa bersaing dengan pabrik tersebut, ” paparnya.**
tersebut, nantinya dapat meningkatkan laju perekonomian di kota Palu pasca
bencana alam. Olehnya, Setyo berharap agar hal itu bisa terealisasikan dengan
baik. ‘’Kedepannya, kepada pelaku industri pembuatan tempe di kota Palu, agar dapat
mengikuti pelatihan cara pembuatan tempe berstandar Nasional, di pabrik
tersebut. Sehingga kualitas tempe yang akan mereka produksi, usai mengikuti
pelatihan. Bisa bersaing dengan pabrik tersebut, ” paparnya.**