CBM dan BNPB Bersama Kaum Disabilitas Bimtek Siaga Bencana

  • Whatsapp
banner 728x90
Reporter: Yohanes Clemens

TOGETHER We can do more (CBM) bekerjasama
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial RI dan
Kementerian Kesehatan RI melaksanakan Bimbingan teknis
(Bimtek)  siaga bencana, mulai Senin 29 sampai 30 April 2019, di Kota
Palu.

Peserta kegiatan itu dikhususkan
kepada perempuan dan penyandang Disabilitas dan Fasilitator atau
pendamping di rumah, seperti guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB),
dari organisasi penyandang Disabiltas, Persatuan Penyandang
Disabilitas Indonesia (PPDI), dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu
Indonesia (Gerkatin). 

Pejabat Country Humanitarian Manager CBM Indonesia, Tanty S. Reinhart Thamrin
ditemui di sela-sela kegiatan di salah satu restoran di Kota Palu, Senin (29/04/2019)
mengungkapkan kegiatan itu merupakan bagian dari hari kesiap siagaan bencana.
Secara nasional, kegitan itu rutin dilakukan CBM bersama BNPB dan semua
stakehoulder yang bergiat dalam penanggulangan bencana.

Dia melanjutkan, kegiatan itu lebih spesifik untuk perempuan dan penyandang
disabilitas. Alasan pertama mengapa perempuan, karena pihaknya menyadari bahwa
informasi itu cepat menyebar jika mendidik perempuan. Kemudian untuk penyandang
disabilitas karena dalam kondisi bencana kadang-kadang masyarakat lupa bahwa
keluarga kita atau dilingkungan masyarat ada kawan-kawan yang tidak memiliki
akses seperti yang lainnya, yang sangat kesulitan mendapat informasi tentang
peringatan dini dan informasi terkait jalur evakuasi yang benar.
“Jadi kami menggagas itu, kenapa
kemudian kami memilih Kota Palu.  Karena kebetulan kami memang punya
program disini khusus untuk penanggulangan bencana, khusus pada penyandang
Disabilitas disini, jadi kemarin setelah tsunami tim kami masuk itu
dengan BNPB disini, dengan kementerian sosial dan  PPDI, jadi mitra
kita adalah PPDI.  Tujuannya adalah supaya teman-teman perempuan dan
penyandang disabilitas  tidak hanya menjadi objek tapi menjadi
subjek pada saat upaya penanggulangan bencana,” jelasnya.
Tanty mengaku, khusus di Kota Palu
baru pertama kali bersama BNPB melakukan kegiatan itu,  karena
baginya, tujuan CBM kegiatan itu akan dijadikan pintu masuk bersmaa BNPB
ingin membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk melakukan evaluasi
penyandang Disabilitas agar benar-benar secara aktif terlibat mulai dari
perencanaan sampai pengelolaan bencana atau tanggap darurat bencana. Sehingga
pihaknya merencanakan kegiatan itu akan berkelanjutan, terlebih melihat
tingginya animo masyarakat mengikuti kegiatan itu.
Selanjutnya, kata Dia, di hari
kedua Bimtek akan di khusukan untuk pemerintah local diantaranya,  Basarnas, BPBD  dan Dinsos.

“Kenapa pemerintah local, karena kami juga ingin menjadi mainstreaming, kami
juga harus menjadi utama disetiap kegiatan yang direncanakan oleh kawan-kawan
Pemerintah daerah (Pemda). Jadi paham bahwa teman-teman Disabilitas jangan
ditinggalkan. Pemda bisa berkontribusi selama kita mengajarkan caranya, 
sehingga mereka tidak menjadi objek tapi subjek,” tambahnya.
“Olehnya, kami harap agar lebih
banyak teman-teman dari organisasi local di Kota Palu bisa mempelajari
teknik-teknik untuk materi manajerial bersama pemerintah local. Pihaknya juga
selalu siap untuk bantuan memfasilitasi, karena CDM sudah menyiapkan tim untuk
stand by untuk melatih kantor atau masyarakat yang membutuhkan pengetahuan
dalam kesiap siaagaan bencana.”
“Ini program kemanusiaan,  jadi
kami selalu siap untuk itu tanpa memungut biaya,” pungkasnya.**

Berita terkait