oleh: Ustd Narjun Bahmid
|
QOLBUN Salim berasal dari 2 kata dalam bahasa Arab, yang
artinya adalah Qolbun (artinya hati) dan salim (artinya bersih, suci, dan
lurus). Jika kedua kata ini yakni Qolbun Salim (digabungkan), maka akan
membentuk arti yakni “hati yang lurus, hati yang bersih, hati yang suci dan
ikhlas dalam segala gerak, perasaan, fikiran, perbuatan serta lain-lainnya hak
hanya semata-mata kepada Allah SWT.
artinya adalah Qolbun (artinya hati) dan salim (artinya bersih, suci, dan
lurus). Jika kedua kata ini yakni Qolbun Salim (digabungkan), maka akan
membentuk arti yakni “hati yang lurus, hati yang bersih, hati yang suci dan
ikhlas dalam segala gerak, perasaan, fikiran, perbuatan serta lain-lainnya hak
hanya semata-mata kepada Allah SWT.
Namun untuk menuju hati yang bersih ini, kita hendaknya terlebih dahulu
wajib mengetahui seluk-beluk dasar hati manusia, seluk-beluk sifat-sifatnya dan
juga berbagai godaan yang bisa menghanyutkan-nya ke jurang kesesatan. Sungguh
hati ini adalah merupakan sentral jiwa manusia, dalam artian apabila hati-nya
itu baik, maka Insya Allah akan baik pula seluruh jasad/ tubuhnya, dan apabila
hati-nya buruk, maka insyaallah akan buruk pula seluruh jasad/ tubuhnya.
wajib mengetahui seluk-beluk dasar hati manusia, seluk-beluk sifat-sifatnya dan
juga berbagai godaan yang bisa menghanyutkan-nya ke jurang kesesatan. Sungguh
hati ini adalah merupakan sentral jiwa manusia, dalam artian apabila hati-nya
itu baik, maka Insya Allah akan baik pula seluruh jasad/ tubuhnya, dan apabila
hati-nya buruk, maka insyaallah akan buruk pula seluruh jasad/ tubuhnya.
“Bagisiapa yang mengenal hati-nya maka ia niscaya akan mengenal
Rabbnya”. Namun sayang-beribu-sayang, bahwa betapa banyak-nya manusia di dunia
ini yang masih belum/ tidak mengenal perihal hatinya sendiri itu. Sehingga
Allah SWT menjadikan mereka seolah-olah dirinya itu terpisah dari hati-nya.
Pemisahan ini tentunya bisa berbentuk penghalang dalam mengenal hatinya
tersebut dan penghalang diri dalam mengenal pengawasan Allah SWT. Dan atas
dasar inilah, banyak sekali ulama’ yang menjadikan {ma’rifatul qolbu} sebagai
acuan dasar dan sebagai pedoman bagi orang-orang sholeh yang ingin lebih
mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
Rabbnya”. Namun sayang-beribu-sayang, bahwa betapa banyak-nya manusia di dunia
ini yang masih belum/ tidak mengenal perihal hatinya sendiri itu. Sehingga
Allah SWT menjadikan mereka seolah-olah dirinya itu terpisah dari hati-nya.
Pemisahan ini tentunya bisa berbentuk penghalang dalam mengenal hatinya
tersebut dan penghalang diri dalam mengenal pengawasan Allah SWT. Dan atas
dasar inilah, banyak sekali ulama’ yang menjadikan {ma’rifatul qolbu} sebagai
acuan dasar dan sebagai pedoman bagi orang-orang sholeh yang ingin lebih
mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
Berbagai rintangan dan setumpuk godaan setan yang datang untuk
mempengaruhi hati kita menuju kepada Sang Maha Kuasa. Sebab godaan setan itu
sangatlah luar biasa terhadap diri kita. Bahkan Imam Al-Ghazali telah
memberikan gambaran dengan melalui sebuah benteng, Dimana Benteng tersebut
dikepung oleh musuh yang sangat berambisi untuk memasuki dan menguasai
kekuasaannya. Benteng tersebut tentunya sudah menjadi sesuatu yang harus
betul-betul dijaga ketat termasuk dalam pintu-pintunya, dengan tujuan untuk
menghindari desakan para musuh yang acap kali bergerak menyerbunya. Akan tetapi
orang tersebut sama sekali tidak mengetahui bahwa pintu-pintunya itu sudah
barang tentu ia tidak mampu untuk menjaganya. Maka demikian hal-nya pula dengan
hati kita.
mempengaruhi hati kita menuju kepada Sang Maha Kuasa. Sebab godaan setan itu
sangatlah luar biasa terhadap diri kita. Bahkan Imam Al-Ghazali telah
memberikan gambaran dengan melalui sebuah benteng, Dimana Benteng tersebut
dikepung oleh musuh yang sangat berambisi untuk memasuki dan menguasai
kekuasaannya. Benteng tersebut tentunya sudah menjadi sesuatu yang harus
betul-betul dijaga ketat termasuk dalam pintu-pintunya, dengan tujuan untuk
menghindari desakan para musuh yang acap kali bergerak menyerbunya. Akan tetapi
orang tersebut sama sekali tidak mengetahui bahwa pintu-pintunya itu sudah
barang tentu ia tidak mampu untuk menjaganya. Maka demikian hal-nya pula dengan
hati kita.
Artinya kita tidak mungkin mampu menjaganya bahkan juga menangkal
setan/ iblis yang acap kali menyerang kita melainkan dengan mengetahui apa saja
dan bagaimana pintu-pintu yang terdapat dalam hatinya tersebut. Ketahuilah
bahwa pintu-pintu yang dapat dimasuki oleh setan/ iblis itu diantaranya adalah
ambisi, iri hati, dengki, emosi, hawa nafsu (kemaksiatan), kemegahan
(bermewah-mewah), cinta (lawan jenis), kesombongan, angkuh dan lain sebagainya.
setan/ iblis yang acap kali menyerang kita melainkan dengan mengetahui apa saja
dan bagaimana pintu-pintu yang terdapat dalam hatinya tersebut. Ketahuilah
bahwa pintu-pintu yang dapat dimasuki oleh setan/ iblis itu diantaranya adalah
ambisi, iri hati, dengki, emosi, hawa nafsu (kemaksiatan), kemegahan
(bermewah-mewah), cinta (lawan jenis), kesombongan, angkuh dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Kami ingin mengajak Anda untuk meninggalkan dan
menjauhkan diri dari berbagai keegoisan hati yang acap kali menghampiri dan
menggoda kita untuk bersimpuh menjauh di hadapan-Nya, baik itu pengaruh godaan
politik, sekte, golongan, jabatan, kekayaan dan lain sebagainya. Guna
memasrahkan dan memantapkan jiwa dan raga ini yang ternyata sangatlah kecil dan
sungguh tiada memiliki daya apapun juga di hadapan Allah SWT.
menjauhkan diri dari berbagai keegoisan hati yang acap kali menghampiri dan
menggoda kita untuk bersimpuh menjauh di hadapan-Nya, baik itu pengaruh godaan
politik, sekte, golongan, jabatan, kekayaan dan lain sebagainya. Guna
memasrahkan dan memantapkan jiwa dan raga ini yang ternyata sangatlah kecil dan
sungguh tiada memiliki daya apapun juga di hadapan Allah SWT.
Mudah-mudahan Allah SWT yang maha Menatap, Allah Yang Maha Mendengar,
Allah Yang Maha Pemberi, mengaruniakan kepada kita Qolbun Salim, hati yang
bersih, hati yang jernih, hati yang lurus, dan hati yang lapang. Aamiin Ya
Robbal’Alamiin !
Allah Yang Maha Pemberi, mengaruniakan kepada kita Qolbun Salim, hati yang
bersih, hati yang jernih, hati yang lurus, dan hati yang lapang. Aamiin Ya
Robbal’Alamiin !
@Day 17 Ramdahan