Mo Lupi Kembali Membudaya

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter/Touna: yahya lahamu

MO LUPI Merupakan acara untuk mengenang
sejarah terciptanya insipirasi masyarakat di jaman perang dalam rangka
mempertahankan wilayah kekuasaan Tojo yang saat ini dikenal Kabupaten Tojo
Una-Una.
Lupi dalam bahasa Baree Ta’a yaitu
melipat daun yang didalamnya terdapat beras. Lupi adalah sebuah artikel yang
sangat bersejarah yang mana pada jaman dahulu nenek moyang kita belum mengenal
menanak nasi dalam belanga tetapi mereka menanak nasi didalam bambu.
Pada tahun ini Mo Lupi kembali
membudaya di masyarakat Kabupaten Tojo Una-Una setelah sekian lama hampir
ditinggalkan oleh masyarakat lokal Kabupaten Touna yakni suku Baree-Ta’a.
Asisten 1 Sekretariat Daerah
Kabupaten (Setdakab) Tojo Una-Una Munawar Mapu mengucapkan rasa
syukur Alhamdulillah acara Mo Lupi sudah mulai membudaya di kalangan
masyarakat di Touna.
“Saat ini masyarakat, khususnya
masyarakat Kecamatan Ampana Kota, setiap Kelurahan melaksanakan acara
ini,” kata Munawar Mapu pada saat kegiatan Mo Lupi di Kelurahan Labiabae,
Kecamatan Ampana Kota, Jumat (21/6/2019) malam.
Menurutnya, dengan Molupi kita
mengangkat kembali budaya leluhur yang secara turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat
Touna, khususnya penduduk asli yaitu Bare’e dan Ta’a yang dilakukan pada saat
pesta panen Moraa atau Padungku.
“Kegiatan ini adalah sebagai
tanda kesyukuran atas keberhasilan panen sekaligus silaturrahmi antar warga
masyarakat,” tuturnya.
Munawar juga mengatakan, budaya
adalah sebuah identitas, sehingga budaya Mo Lupi menggambarkan identitas kita
sebagai warga masyarakat Tojo Una-Una.
“Tentunya hal ini harus
dilestarikan karena menggambarkan tentang kesederhanaan karena pembuatan
makanan Lupi bahan berasal dari alam yaitu daun lupi dan bambu. Kegiatan ini juga
budaya syukur dan silaturrahmi termasuk sopan santun menghormati orang yang
lebih tua apalagi seorang Pemimpin yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat
kita dimasa lalu,” ujarnya.
Munawar berharap, kedepan budaya Mo
Lupi ini dicarikan kemasan yang lebih menarik pelaksanaannya, sehingga menjadi
daya tarik wisatawan manca negara atau domestik.
“Saat ini kemasannya dalam
bentuk kolaborasi wisata kuliner dan wisata religi. Insya Allah kedepan lebih
baik dalam rangka mempertahankan kearifan lokal kegiatan budaya Mo Lupi di
Kabupaten Tojo Una-Una,” tutupnya.**

Berita terkait