Ketua MUI Palu Pidato Membangun Kerukunan Antaragama di Gereja Katolik

  • Whatsapp
Ketua FKUB Sulawesi Tengah Prof Dr KH Zainal Abidin MAg yang juga Ketua MUI Palu berpidato/menyampaikan sambutan pada ceremonial peresmian atas pembangunan Gereja Katolik Santo Paulus, di Palu, Minggu (21/7/2019)/Foto Humas MUI Palu

Reporter: Ikhsan Madjido
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi
Tengah, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg berpidato menyampaikan sambutan pada peresmian
atas pembangunan Gereja Katolik Umat Paroki Santo Paulus.

Prof Zainal Abidin berpidato tentang membangun kerukunan
antaragama untuk mewujudkan kedamaian berlangsung di Gereja Katolik, di Palu,
Minggu (21/7/2019).

“Kedamaian, ketentraman dan kebenaran adalah ajaran
semua agama,” kata Prof Dr KH Zainal Abidin MAg seperti dilansir Humas MUI
Kota Palu.

Prof Zainal Abidin MAg dihadirkan oleh Gereja Katolik
dengan kapasitas sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah.

Guru Besar Pemikiran Islam Modern Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Palu menyebut apa yang dilakukan oleh Umat Katolik khususnya umat
Gereja Santo Paulus merupakan satu bentuk keterbukaan dalam rangka membangun
persaudaraan antarsesama manusia dan antaragama.

“Ini satu bentuk penghormatan dari Umat Katolik,
memberikan kesempatan atau melibatkan umat dari agama lain untuk hadir dalam
peresmian Gereja Katolik,” ucap Rektor Pertama IAIN Palu itu.

Toleransi, jelas Rois Syuria Nahdlatul Ulama Sulteng itu, adalah
menghormati kepercayaan umat agama lain, tidak merubah kepercayaan/aqidah
seseorang.
Kepercayaan atas suatu kebenaran oleh umat atau penganut
agama lain, tidak boleh atau tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Karena
kepercayaan atau meyakini suatu kebenaran, adalah hak mutlak setiap manusia.

Olehnya, kata dia, moderasi beragama, yaitu membentuk
penganut agama yang moderat. Untuk mencapai hal itu, sekurang-kurangnya ada
tiga prinsip moderasi beragama, pertama humanis, realistis dan toleran.

“Kita perlu realistis, bahwa keberagaman yang
terjadi adalah kehendak Tuhan, kehendal Allah. Bukan kehendak manusia. Ini
adalah sebuah realita yang ada dalam kehidupan, yang harus di hargai, di
junjung tinggi dan dihormati,” ujar dia.

Karena itu, mengutarakan bahwa kehadiran gereja sangat
penting, gereja menjadi tempat untuk mendapatkan kedamaian, kebenaran dan
kenyamanan bagi umatnya.

Keberadaan atau hadirnya gereja, kata dia, merupakan
cerminan keberagaman, sekaligus menjadi kekuatan umat untuk membangun
kebersamaan dalam keberagaman di Sulteng.

Ketua FKUB Sulawesi Tengah Prof Dr KH Zainal Abidin MAg yang juga Ketua MUI Palu, menandatangani prasasti atas peresmian Gereja Katolik Santo Paulus, di Palu, Minggu (21/7/2019)/Foto: Humas MUI Palu
Terkait hal itu, Pastor Paroki Gereja Katolik Santo
Paulus Palu, Pastor Wilhelmus Thome mengemukakan siapapun kita dari latar
belakang apapun, kita merupakan Indonesia, satu nusa, satu bangsa.

“Dari kesatuan itulah kita di ajak untuk membangun
jiwa dan raga, di ajak untuk membangun bangsa secara bersama-sama,” ujar
Pastor Wilhelmus Thome.

Prof Zainal Abidin MAg dan Pastor Wilhelmus Thome, turut
serta menandatangani prasasti peresmian Gereja Katolik Santo Paulus Palu yang di
resmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, diwakili oleh
Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate dan Uskup Manado.**

Berita terkait