Palu,- Rapat koordinasi rangkaian kegiatan misi World Bank untuk National Slum Upgrading Project (NSUP) dan National Slum Upgrading Project-Contingency Emergency Response Component berlangsung di ruang Polibu Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Rabu (30/01/2020).
Kementerian PUPR melalui Ir.Dedi Permadi dalam Pemaparannya pada forum tersebut mengatakan, bahwa tahapan rehab rekon didalam pelaksanaannya didukung pendanaanya oleh berbagai sumber pembiayaan yaitu pertama dari World Bank yang pendukung utamanya kegiatan di Dirjen Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan dan umumnya berupa kegiatan huntap dan infrastruktur permukiman, kedua dari ASEAN Development Bank yang mendukung kegiatan Dirjen Sumber Daya Air dan yang terakhir dari JICA terutama mendukung kegiatan dari Dirjen Bina Marga.
Ada empat hal yang menjadi tugas Kementerian PUPR yaitu hunian tetap dan infrastruktur permukiman, bangunan gedung, kegiatan sumber daya air dan kegiatan tentang jalan.
Sementara itu Task Team Leader World Bank Andre Bald mengatakan, bahwa World Bank adalah mitra dan siap bekerja sama serta mendukung pengembangan huntap dan juga relokasinya, juga mendukung Universitas Tadulako dan juga fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan rumah sakit.
Pada kesempatan itu juga, Bupati Sigi menyampaikan beberapa hal yaitu terkait pembangunan huntap yang ada di Kabupaten Sigi tepatnya di Desa Pombewe di 104 Ha, yang jumlah total pembangunan tersebut ada 1500. Dari 1500 itu, 1000 untuk Budha Tzuchi dan 500 untuk PUPR.
Mengenai persoalan lahan semua sudah clear tidak ada masalah lagi. Beliau juga mengatakan bahwa untuk Budha Tzuchi dari yang 500 unit sudah berdiri, total pondasi 225, kemudian yang berdiri untuk rumah tapi sudah selesai berjumlah 115, tetapi saat ini kondisi belum dicat dan yang siap tinggal 75 unit. Pemda Sigi terus bekerjasama dengan Budha Tzuchi dalam hal persoalan data.
Beliau juga menyampaikan keadaan yang terjadi di Kulawi yang baru-baru ini kena musibah banjir bandang. Bupati Irwan mengatakan bahwa ini merupakan kejadian yang kedua kalinya, dimana pada Tahun 2011 juga pernah terjadi banjir bandang dan terdapat banyak korban dan diakhir Tahun 2019 terjadi lagi banjir bandang ditempat yang sama.
Bupati menyampaikan bahwa Pemda Sigi tidak memiliki dana besar dan tidak akan mampu ditangani Pemda Sigi, tetapi kami sudah buat perencanaan usulan sekalipun tidak masuk didalam usulan rehab rekon, tetapi ini juga bisa menjadi perhatian dan pertimbangan untuk dilihat langsung.
Beliau menyampaikan tentang pembangunan sungai Ore di Bangga yang juga dibantu oleh JICA dengan mengusulkan tidak hanya disungai Ore tetapi semua sungai yang mengalir sampai dititik.
Bupati juga melaporkan terkait lahan-lahan seluas 115 Ha yang ada di Sigi yang berdekatan dengan Kota Palu. Ada sebuah berita acara yang disepakati oleh warga dan Pemerintah dimana masyarakat siap memberikan lahannya ke Pemkot Palu, tetapi sebelum diserahkan harus diselesaikan sebelum dibangun huntap. Apabila ini tidak dipenuhi dengan sendirinya tanah ini tidak diberikan ke Pemkot Palu. Pemkot Palu menyanggupi perjanjian itu, tetapi pada proses selanjutnya sudah digusur tetapi belum diselesaikan. Ia meminta untuk dimediasi kembali sesuai dengan berita acara dan berharap semuanya bisa berjalan dengan baik. ***
Sumber/ Reporter: Humpro Setda Sigi/ Indra Setiawan