Korbannya menyasar kaum perempuan, orang kurang literasi digital dan literasi keuangan yang standard. Cenderung ingin cepat memperoleh uang dengan cepat dan mudah. Tidak memiliki standard keuntungan dasar bunga perbankan. Ironisnya, kalangan gagal literasi keuangan dan literasi digital bisa ASN biasa bahkan pejabat sebuah organisasi perangkat daerah.
‘’Di Kabupaten Sigi banyak ASN dan pejabat pemerintahan dan rumah sakit. Kalau di Parigi banyak emak – emak dan ASN. Di Palu juga lebih banyak jadi korban OMG itu,’’ ujar kawan jurnalis menimpali sambil tertawa lebar.
Data yang terekam di sosial media bahwa kantor cabang OMC ada di Palu tiga. Di Parigi ada dua. Entah di Kabupaten Sigi. Rata – rata kantor cabang melayani anggota baru untuk aktivasi keanggotaan dan pelayanan. OMC terekam di sosmed sempat berbagi sembako dan kegiatan sosial. Namun, rencana kegiatan lebih besar yang direncanakan di Gedung Olahraga Tondo Palu batal karena pihak kepolisian meminta data lembaga resmi tak dapat dipenuhi pengurus.