SEPERTI Tahun-tahun sebelumnya, memasuki bulan suci Ramadhan, di Kecamatan Bungku kembali diramaikan dengan pemandangan berdirinya ratusan rumah bambu disetiap desa dan kelurahan, yang biasa disebut Ndengu-Ndengu.
Bangunan bambu tersebut bervariasi tingginya, mulai dari 3 meter hingga lebih dari 15 meter. Fungsi dari ndegu-ndengu itu. Sendiri adalah untuk membangunkan warga pada saat sahur dan menandai akan tibanya waktu berbuka puasa. Biasanya, usai melaksanakan salat tarwih, anak-anak akan kembali naik dan memainkan alat musik yang terbuat dari bambu, ember bekas, gong, dan gendang untuk menghibur warga. Bangunan berbahan bambu tersebut terlihat bertambah indah pada malam hari karena dihiasi dengan lampu-lampu berwarna warni.
Salah seorang warga Desa Bahomohoni Kecamatan Bungku Tengah menjelaskan bahwa pada saat masuk waktu sahur, volume dari musik yang dimainkan oleh anak-anak akan semakin dikeraskan sehingga masyarakat yang mendengarnya bisa terbangun. “Ini sudah tradisi setiap bulan puasa, anak-anak yang tidur dalam ndegu-ndengu akan membunyikan alat musiknya sekeras-kerasnya supaya masyarakat bangun untuk makan sahur,’’ jelasnya. **
Reporter/biro morowali: Bambang sumantri