LS-ADI Kampanyekan ‘Say No to Golput’

  • Whatsapp
banner 728x90
LS-ADI aksi damai di KPU Sulteng, Kampanyekan ‘say no to golput’, Rabu (27/3/2019)


Reporter: Firmansyah Lawawi
LINGKAR Studi
Aksi Demokrasi  (LS-ADI) menggelar aksi damai di depan Kantor Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tengah, Jalan S Parman, Kota Palu, Rabu
(27/3/2019).
Aksi
damai dengan puluhan orang massa itu, diterima langsung oleh Komisioner
KPU Provinsi Sulteng, Naharuddin.
Dalam
orasinya, Korlap Aksi, Dirga mengatakan, pemilu serentak tanggal 17 April tahun
2019 mendatang menjadi momen bagi masyarakat untuk belajar politik dan
berdemokrasi.
Demokrasi
menuntun masyarakat untuk menggunakan hak suara sebagai warga negara.
“Ditegaskan
dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 2017, Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,” tegasnya.
Sebagai
warga negara yang baik, masyarakat harus memilih supaya demokrasi berjalan
dengan baik.
Tetapi
menurutnya, dilema ketidaksadaran dan ketidakcerdasan pemilih memang persoalan
yang fundamental.
Maka
cukup rasional jika persoalan fundamental ini disandingkan dengan fenomena
golput di dalam setiap pemilihan.
“Golput
dimotori oleh keterbatasaan informasi, apatisme dan apolitis,” tambah
Miftahul Afdal selaku humas LS-ADI.
Apalagi pemilu
tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pemilu 2019 ini terdapat lima surat
suara yang akan dicoblos. Hal itu berdampak kepada masyarakat yang belum
mengerti tata laksana dalam memilih kandidatnya.
Oleh
karena itu pihak KPU lebih masif lagi dalam melakukan sosialisasi.
Atas
dasar itu pula, LS-ADI mengajak semua masyarakat Indonesia yang sudah
mempunyai hak pilih, untuk ikut menentukan masa depan bangsa, melalui pemilu.
Adapun
tuntutan yang disampaikan LS-ADI di depan Komisioner KPU Sulteng Naharuddin,
yaitu meminta KPU Sulteng dan Bawaslu Sulteng untuk bersikap tegas terhadap
oknum-oknum yang ingin mengajak masyarakat untuk golput.
Menurut
mereka penyelenggara pemilu harus netral.
“Kami
mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya, dan mengawal bersama pemilu
damai,” terang Miftahul.
Komisioner
Naharudin menanggapi positif kegiatan tersebut. Kepada aksi massa dia memberikan
apresiasi atas upaya dalam menyukseskan pelaksanaan Pemilu.
Selama
ini  pihaknya telah melakukan sosialisasi tata cara pencoblosan
kepada masyarakat. “Dalam hal ini KPU menargetkan 73,5 persen partisipasi
pada pemilu ini bisa tercapai. Olehnya sosialisasi tetap dilaksanakan di setiap
wilayah Sulteng,” katanya.
Disamping
itu, Naharudin mengaku bahwa proses sosialisi yang dilaksanakan oleh pihaknya
tidak dilakukan dengan pola “door to door”.
KPU juga
memberi kemudahan dalam pelayanan terkait Pemilu kepada masyarakat.
Seperti
proses perpindahan calon pemilih ke wilayah Sulteng lainya. Atau A5.
“Misalnya pemilih tersebut telah pindah ke wilayah lain. Untuk
kemudahanya, pemilih tersebut tidak perlu lagi mengurus surat A5 di daerah
asalnya. Cukup memintanya kepada pihak KPU tempat mereka berada saat ini,”
jelasnya.
Aksi damai
dimulai sekitar pukul 09.40 wita dan berakhir pukul 11.20 wita.
Usai
berorasi di depan Kantor KPU Provinsi Sulteng, massa aksi kemudian bergerak ke
depan kantor DPRD Sulteng di Jalan Sam Ratulangi.**

Berita terkait