Oktober 2019 Kota Palu Deflasi 0,20 Persen

  • Whatsapp
banner 728x90

Pada bulan Oktober 2019, kota Palu mengalami deflasi atau penurunan harga barang sebesar 0,20 persen. Demikian penyampaian kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar saat press conrence, Jumat (1/11/2019) di kantor Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah.

Komoditas penyumbang deflasi kota Palu, berasal dari kelompok bahan makanan. Diantaranya adalah ikan layang 0,17 persen, ikan Selar 0,13, ikan Kembung 0,08, ikan Cakalang 0,05 persen, serta tarif angkutan udara 0,20 persen.

“Komoditas dari kelompok bahan makanan merupakan penyumbang deflasi di kota Palu. Seperti ikan Cakalang, Kembung, Selar, dan ikan Layang, ” ungkap kepala BPS Sulteng.

Perkembangan transportasi pada bulan September 2019 di Sulteng ungkap kepala BPS, mengalami penurunan.

Jumlah penumpang pesawat terbang pada bulan September 2019 berjumlah 142.426 orang. Sementara pada bulan Agustus 2019, sebanyak 147,222.

Transportasi angkutan laut pada bulan September 2019, 1.940. Dibanding pada bulan Agustus 2019 sebanyak 8,170 orang. Kapal barang bulan Agustus 2019, 180.164. Bulan September 2019, turun 45.608.

Sementara, tingkat penggunaan kamar Hotel bintang di Sulteng juga mengalami penurunan. Bulan Agustus 2019 sebanyak 53.07 persen. Bulan September 2019 turun hingga 48.15 persen.


Eksport Sulteng pada bulan September 2019 lanjut Faizal Anwar, mengalami kenaikan sebesar 87,86 persen atau 549,79 juta U$$. Atau “Migas dan industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar eksport sulteng, ” sebutnya.

Tiga Negara tujuan terbesar pangsa ekspor Sulawesi Tengah, meliputi Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan.


“Pada saat ekspor Nasional dan wilayah Sulampua mengalami penurunan, justru Sulteng mengalami kenaikan, ” bebernya.


Impor Sulteng bulan September 2019, 242,91 juta U$$. Negara asal impor diantaranya adalah Tiongkok, Afrika Selatan, dan Finlandia.


Nilai Tukar Petani (NTP) Sulteng pada bulan Oktober 2019 sebut Fauzal Anwar, mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen. Sektor perkebunan dan tanaman pangan, merupakan penggerak kenaikan NTP.

Reporter: Firmansyah Lawawi

Berita terkait