Morowali,- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Morowali Menuntut (AM3), menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Morowali, Selasa (21/07).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Amrin menyampaikan sejumlah tuntutan untuk segera ditindaklanjuti oleh Pemkab Morowali, yakni meninjau kembali syarat bantuan beasiswa, perbaikan pembangunan asrama mahasiswa Morowali.
“Yakni asrama yang berada di empat kota antara lain Jogjakarta, Makassar, Palu dan Kendari dan kami meminta Bupati memperhatikan kondisi kampus PSDKU Universitas Tadulako (Untad II Morowali),” kata Amrin.
Lanjut Korlap, Morowali saat ini merupakan salah satu kabupaten yang terkenal tidak hanya di level nasional, tetapi juga internasional dengan kekayaan SDA yang memiliki kualitas terbaik nomor 1 di Asia Tenggara.
“Hal tersebut menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali menjadi yang tertinggi di Provinsi Sulteng, sebesar 14% tahun 2017,” ujarnya.
Dengan hadirnya sektor pertambangan dan industri, memberi pengaruh secara makro ekonomi karena berkontribusi membuat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sehingga menjadi salah satu indikator yang akan mengubah status Daerah Tertinggal menjadi daerah maju sesuai dengan Perpres nomor 131 tahun 2015.
“Hasil Sumber Daya Alam yang luar biasa, namun harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia, lewat pendidikan generasi Morowali, karena pendidikan merupakan salah satu hal yang paling fundamental baik dalam kehidupan masyarakat maupun bagi pembangunan suatu negara,” tandasnya.
Amrin mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, Pemkab Morowali mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang bantuan biaya pendidikan kurang mampu dan berprestasi, namun kelengkapan berkas yang tidak sedikit dan terbilang memberatkan, belum lagi dengan bantuan biaya prestasi yang mensyaratkan standar IPK yang sangat tinggi yaitu 3,50. Sementara, akunya, beasiswa kampus tidak melakukan hal serupa dalam penjaringan beasiswa berprestasi.
Permasalahan lain yang juga menjadi tuntutan adalah fasilitas penunjang mahasiswa Morowali yang berada di luar daerah, antara lain bangunan asrama Mahasiswi Morowali yang berada di empat Kota seperti Palu, Kendari, Makassar dan Jogjakarta.
“Mengenai asrama mahasiswa, kami juga menganggap tak mendapatkan perhatian oleh Pemkab Morowali karena tidak pernah mendapatkan bantuan renovasi atau lainnya,” kata Korlap.
Usai berorasi, aparat kepolisian kemudian bernegosiasi dengan massa aksi agar bersedia masuk dalam ruangan Aula Kantor Bupati untuk bertemu langsung Bupati Morowali.
Dari hasil pertemuan, ada tiga hal yang menjadi kesepakatan, yakni syarat IPK berprestasi yang sebelumnya 3,50 turun menjadi 3,00.
Selanjutnya, asrama mahasiswa diharapkan agar mahasiswa mengajukan proposal dan tahun 2021 akan diakomodir, serta Pemerintah Kabupaten Morowali secepatnya akan mengalokasikan lahan Kampus PDSKU Universitas Tadulako di Morowali. ***
Reporter: Bambang Sumantri