Wabah Cacar Monyet Darurat Kesehatan, IDI Harap Indonesia Waspada

  • Whatsapp
Ilustrasi penderita penyakit cacar monyet (via REUTERS/CDC)
banner 728x90

Jakarta,- Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global, pada Sabtu (23/7/2022), kemudian menyusul banyak kasus cacar monyet di sejumlah negara.

WHO melaporkan bahwa telah menemukan 16 ribu kasus cacar monyet dari 75 negara dengan lima kematian. Deklarasi darurat ini akan membantu percepatan pembuatan vaksin dan penerapan langkah-langkah guna membatasi penyebaran virus tersebut.

WHO juga merilis rekomendasi yang diharapkan bisa mendorong banyak negara mengambil tindakan, di antaranya menghentikan penularan virus dan melindungi kalangan yang paling rentan terinfeksi.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban lantas meminta berbagai pihak di Indonesia mulai menyusun strategi mitigasi menghadapi wabah cacar monyet. Ia meminta pemerintah dan warga waspada terhadap wabah ini.

“Sangat penting untuk mengonsolidasikan strategi mitigasi di berbagai tingkatan-karena >16 ribu kasus telah menyebar di 75 negara saat ini. Waspada,” kata Zubairi dalam akun Twitter resminya @ProfesorZubairi. CNNIndonesia.com sudah diperbolehkan mengutip cuitannya tersebut.

Indonesia hingga saat ini belum melaporkan penemuan kasus cacar monyet. Namun, negara terdekat seperti Singapura telah melaporkan beberapa kasus.

Sebagai informasi, cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka Monkeypox. Penyakit ini memicu sejumlah gejala seperti demam, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga ruam yang akan muncul bertahap.

Kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada 1970 silam di Republik Demokratik Kongo. Setelah itu, cacar monyet bermunculan hingga menyebar ke seluruh Afrika Tengah dan Barat menjadi penyakit endemik.

Belakangan, kasus cacar monyet ramai ditemukan di negara non-endemik. Kasus pertama ditemukan di Inggris pada Mei lalu, yang kemudian menjalar ke berbagai negara non-endemik. ***

Editor/Sumber: Rizky/cnn indonesia

Berita terkait