Jakarta,- Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari kritik berlebihan dan tindakan bully kepada bakal calon presiden (bacapres). Salah satunya kepada Ganjar Pranowo.
Adi mengaku geram atas unggahan seorang warganet yang mengedit foto Ganjar bersebelahan dengan salah satu mantan artis dewasa dari Jepang.
Dia menilai, perbuatan tersebut sangat kontraproduktif dan hanya melahirkan keributan yang tidak berkesudahan. Dia pun mengimbau agar kritikan kepada bacapres harus bersifat substantif.
“Capek. Serangan vulgar semacam ini sudah banyak makan korban. Bukan hanya keributan, tapi banyak juga yang berurusan dengan pihak berwajib karena dianggap fitnah, hoaks, dan merusak nama baik,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5/2023).
Dia melanjutkan bukan tak mungkin serangan-serangan kepada bacapres tersebut membuat pendukung masing-masing tokoh tersinggung, dan berujung pelaporan kepada pihak berwajib.
“Kalau mau mengkritik calon seperti Ganjar, seperti Anies, ataupun Prabowo, lebih pada substansi, seperti visi misi, soal statement-statement atau kebijakan politiknya yang pernah dilakukan selama menjadi pejabat publik,” ujar Adi.
“Kalau ingin mengkritik Ganjar misalnya, kritik apa saja yang menjadi kelemahan Ganjar di Jateng, kritik Anies apa yang menjadi kelemahan Anies di Jakarta. Atau Prabowo ketika jadi Menhan dan seterusnya,” sambungnya.
Selain bersifat substantif, Adi meminta masyarakat memberikan kritikan yang terukur, mampu membangun demokrasi yang sehat, dan tidak memecah belah bangsa.
“Saya kira pemilu 2024 harus menjadi momen di mana kampanye politik terutama oleh pendukungnya itu harus konstruktif. Bukan lagi terlampau berlebihan yang justru akan merusak suasana batin kebangsaan kita,” imbuhnya. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com