Tantangan Bangun LRT
Perlu diingat juga, membangun LRT di Pulau Bali tidak sepenuhnya mudah. Djoko menyebutkan rencana LRT Bali sana selama ini bagaikan jalan di tempat. Sudah ada sederet studi dilakukan, namun pembangunannya tak kunjung mulai.
Menurut Djoko rencana LRT Bali selama ini tak kunjung terlaksana karena kemauan Pemerintah Daerah kurang serius untuk menggarap proyek ini.
“Ini studi-studi aja terus kan. Wacananya udah lama, sejak sebelum pandemi itu udah ada. Ini Pemdanya kurang mau push, dia transportasi umum yang sudah ada saja tidak dimaksimalkan, kan sudah ada Metro Dewata, tapi sepi-sepi aja tidak dipromosikan juga,” ungkap Djoko.
Hal itu membuat kesan seakan-akan bisnis transportasi umum kurang menguntungkan di Bali, jadi tidak ada investor yang mau serius membangun LRT di Pulau Dewata. Padahal, sebenarnya kebutuhan transportasi umum itu sangat besar di Bali.
“Itu kan pemerintahnya nggak berani ibaratnya menekan masyarakat untuk naik umum, nggak kayak di Jakarta. Sewa mobil, sewa motor tumbuh subur nggak ditahan. Selama nggak ada push strategy ya transportasi umum di sana sepi aja, padahal kebutuhannya ada,” beber Djoko.
Di sisi lain, Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan biaya yang besar hingga ancaman mangkrak menjadi beberapa hambatan untuk membangun LRT di Bali.
Beberapa yang harus diperhatikan adalah kelayakan finansial, sumber pembiayaannya, ketersediaan lahan, hingga dampak lingkungan.
“Pembangunan LRT memerlukan kajian yang panjang dan mendalam. Terutama dari kelayakan finansial, ketersediaan lahan, pembiayaan, analisa dampak lingkungan dan dampak lalu lintas dan lainnya,” ungkap Aditya kepada detikcom.