Destinasi Pariwisata NTT Dukung Pertumbuhan Ekonomi Warga

  • Whatsapp
Labuan Bajo (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)

Jakarta – Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di NTT pada Maret 2024 tercatat sebesar 19,48%, hanya mengalami penurunan 0,48% dibandingkan Maret 2023. Angka ini menunjukkan tren penurunan yang lambat, jauh dari target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) NTT 2005-2025, yaitu 15,69% pada 2024. Oleh karena itu diperlukan strategi yang lebih efektif untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di provinsi ini.

Salah satu peluang besar yang dapat dioptimalkan adalah sektor pariwisata. NTT memiliki beragam keindahan alam dan budaya yang berpotensi mendongkrak perekonomian daerah. Namun, pengelolaan potensi ini dinilai belum optimal, meskipun pariwisata menjadi prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Melalui Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020, pemerintah menekankan pentingnya pengembangan pariwisata untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi wilayah. Hal ini sejalan dengan data BPS yang mencatat adanya peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara ke NTT. Pada November 2024, tercatat sebanyak 625.396 wisatawan nusantara berkunjung ke provinsi ini, meningkat signifikan dari 335.297 perjalanan pada November 2023.

Keberagaman potensi daya tarik wisata yang dimiliki NTT menjadi salah satu kekuatan utama dalam pengembangan sektor pariwisata. Berdasarkan data BPS, terdapat 1.637 objek daya tarik wisata yang tersebar pada 22 kabupaten/kota, menjadikan NTT sebagai provinsi dengan daya tarik wisata tertinggi di Indonesia. Salah satu potensi wisata NTT yaitu Labuan Bajo, yang ditetapkan sebagai destinasi super prioritas dan super premium di Indonesia.

Berita terkait