Reporter: Firmansyah |
SEKURANGNYA Lima ekor buaya epidemik Sulteng
telah dievakuasi atau telah diserahkan kepada taman satwa atau lembaga
konservasi di daerah lain. Seperti dua ekor buaya yang ditangkap baru-baru ini
di Desa Tosale dan di Palu. Selasa malam (22/5/2018) telah diserahkan ke taman
satwa konservasi Pasuruan Jawa Timur untuk dipelihara. Tiga ekor lainya juga
telah dibawa ke pusat penyelamatan satwa kewang Manado tahun 2017 lalu.
telah dievakuasi atau telah diserahkan kepada taman satwa atau lembaga
konservasi di daerah lain. Seperti dua ekor buaya yang ditangkap baru-baru ini
di Desa Tosale dan di Palu. Selasa malam (22/5/2018) telah diserahkan ke taman
satwa konservasi Pasuruan Jawa Timur untuk dipelihara. Tiga ekor lainya juga
telah dibawa ke pusat penyelamatan satwa kewang Manado tahun 2017 lalu.
Kasubag tata usaha Badan Konservasi Sumber
Daya Alam ( BKSDA) Sulteng Muliyadi Joyowartono, Rabu (23/5/2018) mengatakan
bahwa penyerahan tersebut tidak langsung diberikan kepada pihak ketiga. Tapi
lebih dulu dikoordinasikan dan dititip dengan BKSDA daerah tujuan evakuasi.
Daya Alam ( BKSDA) Sulteng Muliyadi Joyowartono, Rabu (23/5/2018) mengatakan
bahwa penyerahan tersebut tidak langsung diberikan kepada pihak ketiga. Tapi
lebih dulu dikoordinasikan dan dititip dengan BKSDA daerah tujuan evakuasi.
Tujuan dari evakuasi ke provinsi lain,
disebabkan warga Sulteng tidak mau menerima bila lima buaya tersebut dilepas di
wilayah mereka. Ada empat habitat buaya yang ada di Sulteng. Ia menjelaskan
seperti di Desa Towale (Donggala). Muara Tonggolobibi, Pantai Timur di Desa Bolano
dan sungai Palu.
disebabkan warga Sulteng tidak mau menerima bila lima buaya tersebut dilepas di
wilayah mereka. Ada empat habitat buaya yang ada di Sulteng. Ia menjelaskan
seperti di Desa Towale (Donggala). Muara Tonggolobibi, Pantai Timur di Desa Bolano
dan sungai Palu.
Populasi buaya yang ada di sungai Palu sesuai
survei saat ini, kata Mulyadi sekitar 21 ekor. Predator ganas dewasa mendiami
sepanjang muara hingga jembatan II Jalan I Gusti Ngurah Rai. Menurutnya, isu
yang berkembang tentang populasi jumlah buaya hingga ratusan ekor kata Muliyadi
tidak benar. Logikanya, jika sepanjang tiga kilo meter dari muara hingga
jembatan II merupakan habitat mereka, pastinya akan sangat mudah menjumpai
mereka. Namun dari hasil penghitungan tim di malam hari. Hanya dijumpai
sekitar 21 ekor buaya dewasa saja.**
survei saat ini, kata Mulyadi sekitar 21 ekor. Predator ganas dewasa mendiami
sepanjang muara hingga jembatan II Jalan I Gusti Ngurah Rai. Menurutnya, isu
yang berkembang tentang populasi jumlah buaya hingga ratusan ekor kata Muliyadi
tidak benar. Logikanya, jika sepanjang tiga kilo meter dari muara hingga
jembatan II merupakan habitat mereka, pastinya akan sangat mudah menjumpai
mereka. Namun dari hasil penghitungan tim di malam hari. Hanya dijumpai
sekitar 21 ekor buaya dewasa saja.**
Baca Selengkapnya di Harian Kaili Post !!!