Reporter: Firmansyah |
DI TAHUN 1957, Presiden Soekarno pertama kali
menginjakan kakinya di Palu. Kala berpidato, Proklamator RI itu menjuluki tanah Kaili dengan sebutan
‘rangkaian mutiara di katulistiwa.’ Makna yang terkandung
menginspiratif berbagai kalangan dalam mengartikannya. Salah satunya adalah
Wali Kota Hidayat.
menginjakan kakinya di Palu. Kala berpidato, Proklamator RI itu menjuluki tanah Kaili dengan sebutan
‘rangkaian mutiara di katulistiwa.’ Makna yang terkandung
menginspiratif berbagai kalangan dalam mengartikannya. Salah satunya adalah
Wali Kota Hidayat.
Mantan kepala Balitbangda Sulteng itu
mengatakan bahwa makna ungkapan ‘mutiara’ tersebut memiliki beberapa asumsi. Karena Palu
sendiri bukan daerah penghasil kerang mutiara. Namun jika didalami bisa
memberikan makna akan kekayaan meliputi kearifan alam, seperti gunung, teluk,
bukit, sungai. Selain itu juga adanya
nilai ragam budaya masyarakat adat Kaili yang ada di Palu.
mengatakan bahwa makna ungkapan ‘mutiara’ tersebut memiliki beberapa asumsi. Karena Palu
sendiri bukan daerah penghasil kerang mutiara. Namun jika didalami bisa
memberikan makna akan kekayaan meliputi kearifan alam, seperti gunung, teluk,
bukit, sungai. Selain itu juga adanya
nilai ragam budaya masyarakat adat Kaili yang ada di Palu.
Senin malam (11/6/2018) di kediamanya, dalam
segmen silaturahim tersebut bersama sejumlah awak media dan tamu undangan
lainya, Hidayat menjelaskan bahwa hingga saat ini, ungkapan dari Presiden Soekarono tersebut belum terpecahkan
semua maknanya. Olehnya pemerintah kota akan mendirikan monumen Soekarno di tempat itu.
Sebagai bukti sejarah akan makna ucapan dari beliau.
segmen silaturahim tersebut bersama sejumlah awak media dan tamu undangan
lainya, Hidayat menjelaskan bahwa hingga saat ini, ungkapan dari Presiden Soekarono tersebut belum terpecahkan
semua maknanya. Olehnya pemerintah kota akan mendirikan monumen Soekarno di tempat itu.
Sebagai bukti sejarah akan makna ucapan dari beliau.
Kearifan
budaya lokal, seperti ragam adat masyarakat tanah Kaili, di Palu dari beberapa
tempat yang berbeda, Hidayat menjelaskan sangat beraneka ragam sifat dan
karakter masyarakatnya. Sesuai hasil
survei dari beberapa karakter
masyarakat Kaili yang ada di beberapa wilayah di Kota Palu. Seperti di bagian wilayah sebelah Utara, mayoritas
masyarakatnya bergelut di bidang
pendidikan (guru).
budaya lokal, seperti ragam adat masyarakat tanah Kaili, di Palu dari beberapa
tempat yang berbeda, Hidayat menjelaskan sangat beraneka ragam sifat dan
karakter masyarakatnya. Sesuai hasil
survei dari beberapa karakter
masyarakat Kaili yang ada di beberapa wilayah di Kota Palu. Seperti di bagian wilayah sebelah Utara, mayoritas
masyarakatnya bergelut di bidang
pendidikan (guru).
Bagian Timur
seperti di Kelurahan Poboya, Kawatuna orientasinya bersentuhan dengan alam,
karena selalu melakukan ritual adat, bagian Barat
kental dengan religi keaagamaan yaitu Islamnya,
seperti di Kelurahan Kamonji, Kampung Baru dan organisasi keagamaan
Alkhairatnya terbesar di Sulteng.
seperti di Kelurahan Poboya, Kawatuna orientasinya bersentuhan dengan alam,
karena selalu melakukan ritual adat, bagian Barat
kental dengan religi keaagamaan yaitu Islamnya,
seperti di Kelurahan Kamonji, Kampung Baru dan organisasi keagamaan
Alkhairatnya terbesar di Sulteng.
Untuk wilayah Selatan memiliki jiwa
patriotisme, atau berkarakter radikal, seperti Kelurahan Tatura, Nunu,
Birobuli, Tawanjuka Tatanga, Duyu. Sedangkan di tengah-tengah seperti
Besusu, Lolu orangnya lebih moderat, serta memiliki toleransi yang tinggi,’’ jelas Wali Kota.
patriotisme, atau berkarakter radikal, seperti Kelurahan Tatura, Nunu,
Birobuli, Tawanjuka Tatanga, Duyu. Sedangkan di tengah-tengah seperti
Besusu, Lolu orangnya lebih moderat, serta memiliki toleransi yang tinggi,’’ jelas Wali Kota.
Di bagian Utara tokohnya dikenal dengan Raja
Langi, di sebelah Barat kota Palu dikenal dengan tokohnya Pue Njidi, bagian
Timur adalah Mantikulore, Selatan Songgo Langi, serta tengah Sira Langi. Kelima
orang tokoh mewakili lima wilayah di Palu adalah juga pelaku sejarah tumbuh
kembangnya agama Islam
di kota. Oleh karena itu pemerintah akan membuat monumen tentang mereka.
Sehingga kearifan lokal dapat diangkat dan dilestarikan bagi generasi
berikutnya, selain itu juga sebagai wisata religi yang ada di kota Kaledo.
Langi, di sebelah Barat kota Palu dikenal dengan tokohnya Pue Njidi, bagian
Timur adalah Mantikulore, Selatan Songgo Langi, serta tengah Sira Langi. Kelima
orang tokoh mewakili lima wilayah di Palu adalah juga pelaku sejarah tumbuh
kembangnya agama Islam
di kota. Oleh karena itu pemerintah akan membuat monumen tentang mereka.
Sehingga kearifan lokal dapat diangkat dan dilestarikan bagi generasi
berikutnya, selain itu juga sebagai wisata religi yang ada di kota Kaledo.
Menurut Wali kota, beberapa waktu lalu
pemerintah sudah melayangkan surat pengadaan patung Soekarno kepada keluarga
Presiden tersebut, seperti Puan Maharani dan Megawati Sukarno Putri. Namun
hingga saat ini belum ada jawabannya.
Di lokasi Taman
GOR sendiri sudah disiapkan meja setinggi dua meter sebagai landasan monumen.
Dengan luas altar 5 x 7
meter. Ketinggian patung sekitar sepuluh meter. Ukuran itu memiliki nilai
historis yaitu tinggi meja 2 meter menurut Hidayat adalah tanggal 2 bulan 10 merupakan tinggi patung,
serta lebarnya 57 sebagai tahun kunjungan dari Soekarno.
pemerintah sudah melayangkan surat pengadaan patung Soekarno kepada keluarga
Presiden tersebut, seperti Puan Maharani dan Megawati Sukarno Putri. Namun
hingga saat ini belum ada jawabannya.
Di lokasi Taman
GOR sendiri sudah disiapkan meja setinggi dua meter sebagai landasan monumen.
Dengan luas altar 5 x 7
meter. Ketinggian patung sekitar sepuluh meter. Ukuran itu memiliki nilai
historis yaitu tinggi meja 2 meter menurut Hidayat adalah tanggal 2 bulan 10 merupakan tinggi patung,
serta lebarnya 57 sebagai tahun kunjungan dari Soekarno.
‘’Pembangunan
monumen Soekarno
di taman GOR merupakan satu kewajaran untuk dilaksanakan, ada atau tidak adanya
bantuan dari keluarga Soekarno
hal tersebut tetap dibangun. Karena dia merupakan salah
satu mutiara bangsa, namun moment ungkapan filosofinya mengalami perubahan
sedikit,’’ ucapnya sambil tersenyum
lepas.**
monumen Soekarno
di taman GOR merupakan satu kewajaran untuk dilaksanakan, ada atau tidak adanya
bantuan dari keluarga Soekarno
hal tersebut tetap dibangun. Karena dia merupakan salah
satu mutiara bangsa, namun moment ungkapan filosofinya mengalami perubahan
sedikit,’’ ucapnya sambil tersenyum
lepas.**