Sumber : citizen jurnalisme/rudi setiawan |
Bersatu, Senin (25/6/2018) bersepakat tidak memilih calon Bupati dan Wakil
Bupati yang buruk dan tidak visioner. Terutama calon yang hanya mengumbar
janji-janji yang tidak realistik, calon yang tidak berpihak pada rakyat, bahkan
justru memperburuk kondisi perekonomian masyarakat. Di antaranya angka
kemiskinan yang meningkat, hilangnya predikat Adipura, adanya pengelolaan
keuangan daerah yang buruk sehingga muncul WTP dari BPK RI.
Arfan selaku perwakilan Solidaritas Masyarakat Donggala meminta warga memilih
pemimpin masa depan Donggala yang memiliki visi yang betul-betul dapat
membangun. ‘’Kita butuh pemimpin baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Bukan calo yang selama ini hanya selalu memberikan
janji-janji pada masyarakat, sebab pembangunan bisa baik kalau pemimpinnya juga
baik, bukan yang buruk,” tegas Arfan yang juga aktivis sosial di Donggala.
terpuruk tidak ada perbaikan yang lebih baik. Justru terlihat adanya
pembangunan yang tidak berpihak pada rakyat berupa bangunan rumah pajangan,
taman-taman, anjungan dan lainnya yang tidak berdampak ril pada rakyat. Karena
itu pula Ardi warga Banawa mengharap masyarakat Donggala mempersilahkan memilih
pemimpin dengan adanya calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada 27 Juni
mendatang. Harus betul-betul cermat, jangan sampai keliru memilih seperti pada
Pilkada 2013 lalu yang hasilnya tidak membawa perubahan seperti saat ini.
demokratis agar warga ikut mensukseskan. Jangan sampai terjadi kecurangan dalam
tahapan pemilihan, sehingga warga sebaiknya menjadi bagian mengawasi baik di
tingkat PPS, PPK hingga final di KPU mendatang.
tertentu, tapi diperlukan kecermatan dari pengalaman pemilu sebelumnya harus
diwaspadai pembisik di TPS. Ini harus diantipsipasi, jangan sampai terjadi
hanya untuk memaksakan kemenangan pasangan calon tertentu. Yang pasti kita
inginkan pemimpin baru yang bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi
agar kondisi sebelumnya tidak terulang,” ungkap Arfan penuh harapan.**