reporter: Ikhsan madjido
KEPALA Desa Sidera
Kecamatan Sigi Biromaru, Almaswir menolak pembangunan tugu bandara yang akan
dibangun di wilayahnya. Pasalnya, penamaan tugu tidak sesuai dengan keinginan
masyarakat. Pemerintah akan menamakan tugu bandara dengan tugu masovu. “Di
Sidera ini pertama kali dibangun bandara. Saat Presiden Soekarno mendarat,
beliau mengganti nama masovu dengan Mutiara,” ujar Almaswir di Kantor Desa
Sidera, Rabu (11/7/2018).
Kecamatan Sigi Biromaru, Almaswir menolak pembangunan tugu bandara yang akan
dibangun di wilayahnya. Pasalnya, penamaan tugu tidak sesuai dengan keinginan
masyarakat. Pemerintah akan menamakan tugu bandara dengan tugu masovu. “Di
Sidera ini pertama kali dibangun bandara. Saat Presiden Soekarno mendarat,
beliau mengganti nama masovu dengan Mutiara,” ujar Almaswir di Kantor Desa
Sidera, Rabu (11/7/2018).
Sehingga
nama yang tepat untuk tugu yang akan dibangun adalah tugu Mutiara. Lokasi
landasan pacu bandara mutiara yang diberi nama presiden RI pertama itu pada
1957, saat ini telah dijadikan lokasi kantor desa Sidera. Pasca pemindahan
bandara ke Palu, lokasi itu dulunya dijadikan padang penggembalaan hewan
ternak.
nama yang tepat untuk tugu yang akan dibangun adalah tugu Mutiara. Lokasi
landasan pacu bandara mutiara yang diberi nama presiden RI pertama itu pada
1957, saat ini telah dijadikan lokasi kantor desa Sidera. Pasca pemindahan
bandara ke Palu, lokasi itu dulunya dijadikan padang penggembalaan hewan
ternak.
“Masih
ada pal (patok pembatas-red) bandara satu buah yang masih tertancap sampai
sekarang,” katanya. Belum ada pihak yang bisa dikonfirmasi apakah benar bandara
kebanggaan masyarakat Sulteng yang sekarang berganti nama Bandara Mutiara SIS
Aljufri, dulunya lokasinya berada di Desa Sidera.
ada pal (patok pembatas-red) bandara satu buah yang masih tertancap sampai
sekarang,” katanya. Belum ada pihak yang bisa dikonfirmasi apakah benar bandara
kebanggaan masyarakat Sulteng yang sekarang berganti nama Bandara Mutiara SIS
Aljufri, dulunya lokasinya berada di Desa Sidera.
Seperti
diketahui, pada tahun 1954 dibangun sebuah
lapangan terbang oleh Pemda cq. Dinas Pekerjaan Umum seksi Donggala dan diberi
nama MASOWU yang berarti debu. Konon menurut informasi nama MASOWU diambil dari
kejadian pada saat pesawat mendarat menimbulkan debu beterbangan dan cukup
menarik perhatian masyarakat. Nama
lapangan terbangan MASOWU ini dipakai hanya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
yakni tahun 1954-1957. Pada tahun 1957 lapangan terbang ini secara resmi mulai
beroperasi. Oleh Presiden RI yang pertama Bapak Ir. Soekarno diresmikan pula
penggunaan lapangan terbang Mutiara.**
diketahui, pada tahun 1954 dibangun sebuah
lapangan terbang oleh Pemda cq. Dinas Pekerjaan Umum seksi Donggala dan diberi
nama MASOWU yang berarti debu. Konon menurut informasi nama MASOWU diambil dari
kejadian pada saat pesawat mendarat menimbulkan debu beterbangan dan cukup
menarik perhatian masyarakat. Nama
lapangan terbangan MASOWU ini dipakai hanya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
yakni tahun 1954-1957. Pada tahun 1957 lapangan terbang ini secara resmi mulai
beroperasi. Oleh Presiden RI yang pertama Bapak Ir. Soekarno diresmikan pula
penggunaan lapangan terbang Mutiara.**