Sekdaprov Sidak Kesiapan Penaggulangan Bencana

  • Whatsapp

Sumber :
humas pemprov
SEKDAPROV Hidayat Lamakarate Selasa (28/08/2018) melakukan
inspeksi mendadak (Sidak) di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulteng. Ia
mengecek langsung absensi kehadiran para pegawai di sana, sejurus itu memeriksa
perlengkapan sarana dan pra sarana pendukung kesiapsiagaan bencana yang ada di
markas BPBD tersebut. 
Hidayat ingin organisasi pelopor penanggulangan bencana
selalu memiliki personel dan perlengkapan yang siap kapan pun dibutuhkan.
Karena bencana hanya bisa diprediksi tetapi tidak dapat dipastikan kapan itu
akan datang.
Usai Sidak, Hidayat membuka pelatihan penyusunan rencana
aksi daerah air minum dan penyehatan lingkungan (RAD-AMPL)  yang diikuti
oleh lima perwakilan dari kabupaten/kota se Sulawesi Tengah.  Acara itu dilaksanakan
di Hotel Parama Su Palu.
Hidayat mengapresiasi gelaran itu, pasalnya hal tersebut
merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap
masyarakat. Khususnya masyarakat yang ada di wilayah pedesaan. Dimana
pemerintah daerah berupaya sekuat tenaga dalam pembangunan, wabil khusus
pembangunan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, dengan terus
mempercepat pencapaian akses yang luas atas air minum yang aman dan sanitasi
yang layak pada tahun 2019 mendatang.
 ‘’Pelaksanaan ini diapresiasi oleh bapak gubernur. Kalau di
beberapa kabupaten belum tentu sumber air bagus seperti di perkotaan. Bahkan di
daerah ada yang tidak ada air tawar sama sekali seperti waktu saya dinas di
Banggai Laut. Tapi Allah maha kuasa. Mereka memakai air hujan atau pergi ke
pulau sebelah untuk memenuhinya. Tapi kita terus mencari solusi-solusi yang
terbaik,” ungkapnya. 

Secara khusus ia mengapresiasi langkah kabupaten Banggai
Laut yang sangat serius dengan kebutuhan air minum layak konsumsi. Daerah yang
sulit air tetapi masyarakat sangat membutuhkannya, sehingga pada tahun lalu
pemerintah kabupaten Banggai Laut menganggarkan 30 Miliar untuk kebutuhan yang
harus segera dilaksanakan. Meski, kata Hidayat hal ini seharusnya juga bisa
diusahakan mendapat bantuan subsidi dari pemerintah pusat. Tetapi akan melalui
proses yang tidak sebentar. 
Ia juga menekankan pentingnya sanitasi lingkungan yang
layak. Karena menurut pengalaman yang pernah ia temui langsung, sebagian
masyarakat masih kurang memperhatikan masalah sanitasi. Kotoran limbah tinja
tidak dibuatkan pembuangan yang sesuai dengan standar kesehatan. Sehingga
dikhawatirkan tercemar bakteri E-coli yang dapat mengakibatkan sakit, jika
bakteri tersebut sampai masuk ke pencernaan. 
Ir. Daniel Safei, MM selaku ketua panitia memaparkan.
Kegiatan yang berlangsung hingga 31 Agustus ini secara rinci bertujuan untuk
menjamin kesamaan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan daerah mengenai
pentingnya penyusunan RAD-AMPL. Kemudian meningkatkan ketrampilan pemerintah
daerah dalam menyusun, memantau dan mengendalikan RAD-AMPL di wilayah
kabupaten. Serta meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan penyusunan
RAD-AMPL.** 

Berita terkait