2019 SBMPTN Berbasis Komputer

  • Whatsapp
banner 728x90

SELEKSI Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN) pada tahun 2019 sudah berubah. Tahun sebelumnya SBMPTN menggunakan sistim tes, namun tahun ini berbasis komputer.

Prof Dr Sutarman Yodo SH, MH, selaku Penanggung jawab Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Untad yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik mengatakan, pada tahun 2019 kita mengalami perubahan, perubahan itu banyak tertuju pada SBMPTN.

Di sana itu untuk tahun 2019 semata-mata penerimaan mahasiswa dalam bentuk sistem komputer tidak ada lagi tes dalam bentuk dokumen. Karena itu perguruan tinggi di seluruh Indonesia dimintai untuk mampu mempersiapkan unit komputer untuk kepentingan dimaksud.

“Alhamdulilah Universitas Tadulako (Untad) berdasarkan apa yang kami miliki, dan berapa jumlah kekurangannya maka, kekurangannya itu kami dapatkan dengan cara kerjasama dengan beberapa sekolah SLTA yang ada di Kota Palu, dan tercatat ada 6 sekolah yang sudah melakukan kerjasama sehingga, semua peserta itu dilayani dengan tes yang berbasis komputer,” ujarnya Selasa, (12/2/2019) saat konfrensi pers di lantai 3 rektorat.

Sutarman melanjutkan, Insya Allah untuk soal penerimaan mahasiswa baru dalam bentuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN), itu hampir tidak mengalami banyak perubahan dan yang berubah hanya kuota, dimana kuota dari tahun ke tahun untuk SNMPTN turun terus sekarang hanya minimal 20% diberikan jatah kuota. Penurunan itu diakibatkan hasil pengembangan, hasil penelitian, bahwa ternyata lulusan SNMPTN selalu kalah bersaing dengan lulusan SBMPTN.

“Satu hal yang terpenting untuk SBMPTN yang ingin saya sampaikan bahwa sistem penerimaan itu tidak lagi kayak dulu. Karena sudah sempat ada beberapa pihak mengira masih seperti kaya dulu langsung mengatakan Saya ingin mendaftar di fakultas ini, Prodi ini. Saya katakan tidak demikian, sekarang yang berlaku itu calon mahasiswa harus mengikuti tes dulu, mengikuti ujian dulu, seberapa besar nilai yang diperoleh dari hasil tes itu baru ditentukan prodi dan fakultasnya,” jelas Prof Sutarman.

Dan kepada calon mahasiswa mereka itu diberikan 2 kali kesempatan tes. bagi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)2 kali tes juga.

“Sehingga kalau dulu itu siswa atau calon mahasiswa yang ada di Palu di syaratkan harus pilih Untad, tapi kalau sekarang tidak lagi, dia langsung memilih perguruan tinggi yang lain dan bisa memilih dua perguruan tinggi yang berbeda di tempat lain atau satu perguruan tinggi dengan dua pilihan.

Sebelumnya bisa tiga pilihan dengan syarat untad harus ada bagi orang palu, tapi sekarang syarat itu tidak ada, jadi bisa saja semua mahasiswa sini bisa pilih kampus lain misalnya, tergantung dari seberapa besar nilai yang ia peroleh,” tandas Prof Sutarman.**

 

 

Reporter: Yohanes Clemens

 

 

Berita terkait