Pasca Bencana, Walikota Genjot Tiga Program

  • Whatsapp
Reporter: Firmansyah Lawawi

DALAM Kurun waktu tahun 2019,
Walikota Palu, Drs Hidayat MSi akan menggenjot tiga buah program pasca bencana
alam, yaitu sektor pendidikan, kesehatan dan perekonomian.

“Untuk tahun 2019,
saya akan menggenjot tiga sektor tersebut. Guna untuk percepatan pemulihan
pasca bencana alam 28 September lalu, “ungkapnya saat Musyawarah
Perencaan Pembangunan (Musrembang) Senin (18/2/2019) di kantor Camat Palu
Selatan.

Sebelum bencana alam, kata
Hidayat, beberapa program tersebut telah dilaksanakan, seperti melakukan
pembebasan biaya pendaftaran hingga pungutan kepada siswa-siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di kota Palu.

Program pelayanan hingga
malam oleh  Puskesmas di kota Palu, mulai
pukul 16 sore hingga 20 malam. Pelayanan ini tidak memungut biaya pengobatan sepersenpun.

Sektor perekonomian, dia
kembali menghidupkan Industri Kecil Menengah (IKM) dengan program Kelurahan
inovasi unggul dan mandiri, berbasis ilmu dan teknologi. Dengan mendorong satu
kelurahan memiliki satu produk.

“Hal itu telah
dilaksanakan di empat kelurahan. Dengan produk pakan ternak ayam. Hasilnya
telah dipasarkan ke beberapa wilayah di Sulteng. Bahkan sebelum bencana, Bupati
Morowali Utara dalam kunjungan ke salah satu IKM di Kelurahan Duyu ingin
melakukan kerja sama dalam dalam bidang tersebut,” akunya.

Disamping itu, pemerintah
kota Palu akan membangun 300 lapak bagi pedagang yang terdampak bencana alam, bertempat
di hutan kota Kaombona.

Selain itu, kegiatan
ekstra kurikuler dalam meningkatkan Iman dan Taqwa dibidang agama pada tingkat
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.

Khusus untuk agama Islam,
Walikota mengungkapkan bahwa ditingkat Sekolah Dasar. Diberikan pelajaran
tambahan belajar membaca Al Quran. Sehingga diharapkan semua siswa sekolah
tidak buta huruf terhadap AlQuran itu sendiri.

Di tingkat Sekolah
Menengah Pertama, program tersebut akan ditingkatkan dalam bentuk Tajwid, atau
menyempurnakan bacaan, Hafiz Al Quran hingga Kaligrafi.

“Selain mengisi pelajaran
ilmu pengetahuan kepada siswa, juga perlu mengisinya dengan materi keagamaan.
Khususnya dalam mempelajari Al Quran. Sehingga terjadi keseimbangan dalam hati
dan fikiran murid sekolah. Sehingga hal tersebut dapat menjadikan tameng, guna
menghadapi pesatnya perkembangan tehnologi,” tukas Hidayat.**

Berita terkait