Sendana Bangun Sarang Walet dari DD Rp315 Juta

  • Whatsapp

DESA Sendana Kecamatan Kasimbar berhasil mewujudkan pembangunan gedung sarang burung walet yang dikelola Badan Usaha milik Desa itu. Gedung sarang burung walet ini resmi difungsikan setelah diresmikan Bupati Parigi Moutong diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah, H Arman Maulana, SPd MM di desa Sendana, Minggu (24/2/2019) malam. Selain gedung sarang burung walet, Pemerintah Desa Sendana juga meresmikan lampu penerangan jalan yang dibiayai oleh dana desa.

Peresmian gedung sarang burung walet itu diawali dengan Tabligh Akbar yang dihadiri langsung Pimpinan Majelis Ta’lim Asybalul Khairaat Indonesia Habib Ali Bin Muhammad Aljufri, Camat Kasimbar Abdul Manan Dg Malindu, Perwakilan Polres Parigi Moutong serta ratusan jamaah dari berbagai desa di Kecamatan Kasimbar.

Kepala Desa Sendana, Mayhuddin LH Sima mengatakan, pembangunan gedung sarang burung walet itu bukanlah ide yang muncul tiba-tiba, melainkan lewat pemikiran yang matang bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan masyarakat. Bahkan, telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Sendana Tahun 2015-2021 dan telah dibahas dalam Musrenbang Desa Tahun 2016.

“Oleh karena itu, atas nama masyarakat desa Sendana saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati Parigi Moutong melalui OPD terkait yang telah memberikan arahan serta petunjuk sehingga kami dapat menganggarkan dan mewujudkan pembangunan sarang burung walet ini,” kata Mayhuddin.

Mayhuddin menyebutkan, anggaran yang digunakan untuk membangun sarang burung walet itu seluruhnya bersumber dari dana desa dengan nilai sebesar Rp315 juta. Dana desa di wilayah itu tidak hanya digunakan untuk membangun sarang burung walet, tetapi melalui Bumdes digunakan untuk membeli hand tracktor, pupuk bagi petani, usaha persewaan tenda sarnafil, rompong untuk kelompok nelayan dengan nilai mencapai Rp126 juta.

“Sehingga total anggaran yang sudah disalurkan oleh Pemerintah Desa bersama BPD Sendana kepada Bumdes sejak Tahun 2015 sudah mencapai Rp441 juta. Dana sebesar itu semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Sendana,” ujarnya.

Ia mengklaim gedung sarang burung walet yang dikelola Bumdes itu adalah yang pertama di Indonesia dan bakal menjadi icon kebanggaan desa Sendana dan Kecamatan Kasimbar.

“Insya Allah dengan ikhtiar kami bersama masyarakat, Desa Sendana menjadi desa terdepan di Kabupaten Parigi Moutong,” harapnya.

Dikesempatan itu, Mayhuddin tak lupa menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tuanya yaitu H Kadere dan H Cambang yang telah menghibahkan tanah pribadinya untuk dijadikan sebagai tempat pembangunan gedung sarang burung walet itu.

“Semoga kebaikan orang tua saya yang telah menghibahkan tanahnya untuk dijadikan tempat pembangunan sarang burung walet ini menjadi amal jariyah yang nantinya akan terpulang kebaikannya pada anak, cucu dan keturunannya,” tutur Mayhuddin.

Sementara itu, Bupati Parigi Moutong diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah H Arman Maulana dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sendana yang telah membangun gedung sarang burung walet itu. Menurutnya, pembangunan sarang burung walet itu akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Sendana.

“Atas nama Pemerintah daerah saya sangat mengapresiasi Pemerintah desa Sendana yang sudah berinisiatif membangun rumah sarang burung walet ini melalui dana desa. Ini adalah sebuah lompatan yang baik bagi desa dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah ini,” kata Arman Maulana.

Peresmian gedung sarang burung walet dan lampu jalan itu katanya merupakan bukti nyata dari pengelolaan dana desa yang selama ini diberikan kepada desa di Kabupaten Parigi Moutong. Bupati berharap Bumdes dapat mengelola hasil dari pemanfaatan dana desa itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Saya tidak henti hentinya menyampaikan kepada Pemerintah Desa bahwa dana desa dan ADD itu harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip akuntabilitas dan transparasi dalam pengelolaannya,” tekannya.

Pimpinan Majelis Ta’lim Asybalul Khairaat Indonesia Habib Ali Bin Muhammad Aljufri dalam ceramahnya meminta kepada Bumdes mengeluarkan zakat penghasilan jika nantinya rumah sarang burung walet itu telah berhasil. Sebab menurutnya dari hasil itu terdapat hak kaum fakir yang harus dikeluarkan sebesar 2,5 persen.

“Kalau zakat harta yang kita miliki jika sudah mencapai nisab wajib dikeluarkan 2,5 persen. Tetapi kalau untuk sarang burung walet silahkan ditanyakan di Baznas berapa persen yang harus dikeluarkan. Sebaiknya harus dikeluarkan zakatnya,” kata Habib Ali. **

Sumber: Humpro Sulteng

Berita terkait