Jalur Palu-Kulawi Masih Putus

  • Whatsapp
Sumber: Jurnalsulawesi

JALUR Darat dari Palu menuju empat
kecamatan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah yakni Kulawi Raya yang putus
diterjang banjir pada 26 Mei 2019 hingga kini belum bisa dilalui kendaraan
angkutan barang maupun penumpang, kecuali sepeda motor.
“Itupun
harus melewati tanjakan yang tinggi menyusuri lereng gunung dan kebun
masyarakat di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa dan Salua Kecamatan Kulawi,” kata
Apner, seorang warga Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi yang
dikutip Antara, Selasa (28/5/2019).
Ia
mengatakan meski sudah bisa dilewati kendaraan sepeda motor, namun medan jalan
cukup berat dan kendaraan harus dibantu dengan didorong masyarakat, jika tidak,
motor sulit sekali untuk bisa jalan.
“Selain
tanjakan tinggi, juga berlumpur. Apalagi di kala hujan,” kata dia.
Hal senada
juga disampaikan Gerry, warga Desa Kulawi Selatan. Dia membenarkan bahwa jalan
yang putus akibat disapu banjir beberapa hari lalu itu hingga kini belum bisa
dilewati kendaraan mobil.
Kecuali,
katanya, sepeda motor bisa lewat, namun harus dibantu dorong oleh warga
setempat.
Pemkab
Sigi melalui Dinas PUPR dibantu anggota TNI/Polri sedang mengupayakan
memperbaiki jalan yang amblas diterjang banjir.
Namun,
karena jalan sudah berubah menjadi aliran sungai, maka proses perbaikan
dipastikan akan memakan waktu cukup lama. Apalagi, jika kondisi air Sungai Miu
masih deras.
Badan
jalan yang menghubungkan empat kecamatan yakni Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro
dan Lindu (Kulawi Raya) di Kabupaten Sigi dengan Palu, Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tengah tersebut merupakan jalur darat satu-satunya yang selama ini
sebagai akses utama sehingga sangat vital bagi masyarakat yang bermukim di
empat wilayah itu.
Otomatis
selama jalur darat putus, distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat yang
selama ini didatangkan dari Palu tidak bisa dipasok.
Begitu
pula halnya berbagai komodti hasil pertanian dan perkebunan berupa kopi, kakao,
kemiri dan lainnya tidak bisa dipasarkan ke Kota Palu, sebab mobil belum bisa
lewat karena jalan masih belum bisa dilalui.
Jalur
darat tersebut selama dua bulan terakhir ini sudah tiga kali putus diterjang
banjir. Jalur yang putus itu memang berada di dekat daerah aliran sungai yang
setiap kali banjir terus terkikis karena kondisi tanahnya labil. **

Berita terkait