Oleh: Narjun Bahmid
– |
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu
yang dinamakan pintu ‘al-Rayan’ yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa. Ditanyakan (oleh pintu tersebut): ‘Di manakah orang-orang yang
berpuasa?’ Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut. Setelah semua orang yang
berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk
melaluinya.”
yang dinamakan pintu ‘al-Rayan’ yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa. Ditanyakan (oleh pintu tersebut): ‘Di manakah orang-orang yang
berpuasa?’ Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut. Setelah semua orang yang
berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk
melaluinya.”
(HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa’d).
DALAM Hadis tersebut Nabi Saw menerangkan keutamaan puasa dan kedudukan
orang-orang yang berpuasa di sisi Allah. Atas keikhlasan dan kesabaran mereka
dalam menjalankan ibadah puasa-dengan menahan lapar dan dahaga, mengendalikan
hawa nafsu dengan sekuat tenaga, maka Allah mengistimewakan mereka dengan
memasukkan mereka ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama “Al-Rayyan”.
Kata ini berasal dari bentuk infinitif al-ray yang berarti pengairan, segar,
dan juga pemandangan yang indah. Nama ini sesuai dengan keadaan orang-orang
puasa yang menahan dirinya dari makan dan minum. Dan dahaga inilah yang lebih
dominan dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa dibanding rasa lapar.
orang-orang yang berpuasa di sisi Allah. Atas keikhlasan dan kesabaran mereka
dalam menjalankan ibadah puasa-dengan menahan lapar dan dahaga, mengendalikan
hawa nafsu dengan sekuat tenaga, maka Allah mengistimewakan mereka dengan
memasukkan mereka ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama “Al-Rayyan”.
Kata ini berasal dari bentuk infinitif al-ray yang berarti pengairan, segar,
dan juga pemandangan yang indah. Nama ini sesuai dengan keadaan orang-orang
puasa yang menahan dirinya dari makan dan minum. Dan dahaga inilah yang lebih
dominan dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa dibanding rasa lapar.
Zain Ibnu al-Munir mengatakan:
“Rasulullah mengatakan pintu al-Rayyan ada ‘di
dalam surga’ bukan mengatakan ‘bagi surga/pintu surga’, agar orang-orang merasa
bahwa dalam pintu tersebut terdapat kenikmatan dan kenyamanan surgawi
(kenikmatan di dalam kenikmatan). Maka hal ini akan menambah keinginan dan
kerinduan kepadanya.”
dalam surga’ bukan mengatakan ‘bagi surga/pintu surga’, agar orang-orang merasa
bahwa dalam pintu tersebut terdapat kenikmatan dan kenyamanan surgawi
(kenikmatan di dalam kenikmatan). Maka hal ini akan menambah keinginan dan
kerinduan kepadanya.”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh al-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah, dari
Sa’id Ibn ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Dan dalam riwayat ini terdapat
tambahan: “Barangsiapa yang memasukinya (memasuki pintu al-Rayyan), maka akan
meminum darinya. Dan barangsiapa meminum darinya, maka tak akan dahaga
selamanya”.
Sa’id Ibn ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Dan dalam riwayat ini terdapat
tambahan: “Barangsiapa yang memasukinya (memasuki pintu al-Rayyan), maka akan
meminum darinya. Dan barangsiapa meminum darinya, maka tak akan dahaga
selamanya”.
Hal itu merupakan penghormatan dari Allah, Sang Pemelihara Alam kepada
orang-orang yang berpuasa. Juga merupakan balasan bagi mereka atas keikhlasan
menjalankan ibadah. Telah dimaklumi bahwa Allah akan menanggung pahala
orang-orang yang berpuasa, sebagaimana dalam sebuah hadis:
orang-orang yang berpuasa. Juga merupakan balasan bagi mereka atas keikhlasan
menjalankan ibadah. Telah dimaklumi bahwa Allah akan menanggung pahala
orang-orang yang berpuasa, sebagaimana dalam sebuah hadis:
“Puasa untuk-Ku, dan Akulah yang akan
membalasnya.”
membalasnya.”
Pahala dan balasan Allah bagi orang-orang yang berpuasa adalah penuh,
besar, dan tiada terhitung. Ada pun masuknya orang-orang yang berpuasa melalui
pintu al-Rayyan ini merupakan tambahan pahala dan penghormatan semata.
besar, dan tiada terhitung. Ada pun masuknya orang-orang yang berpuasa melalui
pintu al-Rayyan ini merupakan tambahan pahala dan penghormatan semata.
Benar, surga mempunyai banyak pintu, di antaranya pintu bagi
orang-orang yang taat menjalankan salat, pintu bagi orang-orang yang giat
berjihad, pintu bagi orang-orang yang ikhlas berpuasa-yaitu al-Rayyan
sebagaimana telah kita bicarakan, dan di antaranya ada pintu khusus bagi
orang-orang yang suka bersedekah.
orang-orang yang taat menjalankan salat, pintu bagi orang-orang yang giat
berjihad, pintu bagi orang-orang yang ikhlas berpuasa-yaitu al-Rayyan
sebagaimana telah kita bicarakan, dan di antaranya ada pintu khusus bagi
orang-orang yang suka bersedekah.
Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa memberi nafkah isterinya di jalan
Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, ‘Wahai Hamba Allah! Ini adalah
pintu kebaikan.’ Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari
pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari
pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu
al-Rayyan. Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari
pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, ‘Demi engkau dan ibuku (ummul
mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu
itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?’
Rasulullah menjawab, ‘Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari
mereka.”
Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, ‘Wahai Hamba Allah! Ini adalah
pintu kebaikan.’ Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari
pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari
pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu
al-Rayyan. Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari
pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, ‘Demi engkau dan ibuku (ummul
mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu
itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?’
Rasulullah menjawab, ‘Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari
mereka.”
@Day 2 Ramadhan