UNICEF Komit Pulihkan Psikososial Pengungsi

  • Whatsapp
banner 728x90
Unicef menegaskan komintmenya pulihkan psikologi pengungsi saat bertemu walikota Palu


Sumber: Humas Pemkot


ORGANISASI Dana
Anak-Anak PBB (UNICEF) menegaskan komitmen untuk membantu pemulihan korban dan
pengungsi bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu khususnya
anak-anak.yang tinggal di hunian sementara (huntara) dan selter atau tenda
pengungsian hingga akhir 2020.
“Dukungan yang
kami berikan dalam bidang kesehatan, pendidikan, sanitasi air dan perlindungan
anak terutama merespon setiap keluhan yang dialami anak-anak korban
bencana,” kata Kepala Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Amanda saat
berdialog dengan Wali Kota Palu Hidayat, Kamis (16/5/2019).
Sejak enam bulan
terakhir, kata Amanda, Unicef telah melaksanakan kegiatan-kegiatan psikososial
kepada anak-anak korban bencana terutama yang kini tinggal di huntara dan
tenda-tenda pengungsian.

Terlebih perlindungan
terhadap anak-anak yang saat ini menjadi fokusnya, mengingat anak-anak yang
tinggal di huntara dan di tenda atau selter pengungsian sangat riskan mengalami
kekerasan baik disebabkan oleh persoalan keluarga maupun disebabkan persoalan
ekonomi yang kini dialami banyak pengungsi.
“Kami bekerjasama
dengan Kementerian Sosial dan dinas sosial daerah dalam menjalankan
program-program sosial kepada anak-anak di kamp-kamp pengungsian dengan
melibatkan pekerja sosial,” terangnya.
Selain itu, UNICEF
lanjut dia, juga turut mendukung dengan membantu merealisasikan program-program
Kemensos dan Dinsos Palu kepada anak-anak korban bencana dan pengungsi.
“Kami
memobilisasi pekerja-pekerja sosial untuk menjalankan program psikososial bagi
anak-anak di kamp pengungsian. Kami juga telah memberikan dukungan sosial 29
SMP dan SMA dan 31 panti kesejahteraan anak dan di tiga titik pengungsian di
Palu,” katanya.
Sementara itu Wali
Kota Palu Hidayat dalam pertemuan tersebut menyebut anak-anak sangat riskan
mengalami kekerasan apalagi anak-anak yang terpaksa tinggal di huntara dan
tenda atau selter pengungsi bersama orang tuanya akibat kehilangan tempat
tinggal akibat bencana tersebut.
“Yang perlu
menjadi perhatian kita sekarang, mereka harus cepat mendapat huntap (hunian
tetap). Kalau mereka masih tinggal di huntara atau selter sangat riskan apalagi
perempuan dan anak-anak. Saya kira ini yang perlu diperjuangkan UNICEF kepada
pemerintah pusat,” harapnya.**

Berita terkait