Cudi Ogah, Siapa Cawagub AA, HL Bisa dengan AH

  • Whatsapp
banner 728x90

Reportase: andono wibisono


AWAL Juli geliat politik di Provinsi Sulawesi Tengah
mulai menghangat. Terbaru, Rusdi Mastura mendapuk dirinya akan mendukung Ahmad
Ali, Bendahara Umum DPP Nasdem untuk maju menjadi Cagub. Pernyataan itu
mengonfirmasi bahwa dirinya tidak akan lagi maju mengikuti kontestasi Pilgub.
Sederhana, “Sudah tua saya,’’ jawabnya pendek ke kailipost sebelum jumpa pers
kemarin (01/07/2019) di Warkop Forbes Jalan Ahmad Yani Palu Timur.

Mengapa
tiba-tiba masih pagi Cudi sudah menyatakan pernyataan yang bisa jadi menghadang
bola salju yang terus memintanya untuk berlaga di perebutan 01 Sulteng itu.
“Iya ini sekaligus sudah tidak ada lagi pertanyaan dan pernyataan bahwa saya
mau maju lagi,’’ tangkisnya kembali.

Anda
kan dalam berbagai polling walau batasannya sangat kecil, masih diunggulkan.
Mengapa tidak mempertimbangkan itu? ‘’Saya tidak punya uang. Maju butuh
kemampuan itu. Kita juga harus mendukung yang muda-muda saja,’’ kali ini
menjawab dengan lirih. Seperti beban berat yang baru saja diletakkannya.

Benarkah,
Cudi diminta agar segera menyatakan untuk tidak maju dalam kontestasi Pilgub,
karena bakal membuat kekuatan mendukung AA lambat solid? ‘’Saya kader Nasdem.
Saya saat ini harus juga mendengar niat Ahmad Ali. Nanti kita tunggu keputusan
partai. Yang penting sekarang saya dukung Mat,’’ terangnya mengelak.

Walikota
Palu dua periode itu pun mengaku hingga saat ini tetap komunikasi baik dengan
Ahmad Ali dan Hidayat Lamakarate (HL). “Masih SMS-an kok. Keduanya figur calon
pemimpin masa depan. Saya berharap keduanya bisa bersama-sama (baca: cudi
berharap duet AA-HL). Biar lawannya kotak kosong,’’ tambahnya.

Dengan
tidak majunya Cudi, maka peluang AA untuk meraih simpati dari pendukung Cudi
sangat besar. Perlu diketahui, basis suara Cudi sangat besar di Kabupaten
Donggala, Kabupaten Sigi, Palu dan Parigi Moutong. Terbukti, Pileg 2019 lalu
Cudi masih memperoleh suara signifikan di Lembah Palu. Itu dapat menutupi
kekurangan AA selama ini.

Lantas
bagaimana dengan AH yang selama ini digadang-gadang bakal akan menjadi Cawagub
Cudi? Apakah ada komunikasi kalau Anda tidak maju? ‘’Makanya ini keterangan
pers. Dengan pak Anwar dengan siapapun itu semua adik-adik saya. Mereka sangat
hebat-hebat. Itu semua calon pemimpin masa depan,’’ sergahnya.
PELUANG HL – AH BISA DUET
Mundurnya
Cudi pasti mendapat apresiasi dari kelompok pendukung HL. Karena hal itu akan
memudahkan HL untuk makin masif konsolidasi di Lembah Palu, Buol Toli-toli
hingga wilayah Sulteng bagian Timur. HL dinilai akan makin leluasa pasca
pernyataan Cudi tidak maju. Mengapa? Diakui atau tidak, figur Cudi akan membayakan
dirinya bila masih belum jelas sikapnya maju atau tidak. ‘’Saya melihat
pernyataan ini selain harapan juga sekaligus menggambarkan kekhawatiran kak
Cudi apabila AA bertarung dengan HL,’’ tulis akun Mohammad Fahri di medsos
facebook.

Setali
dua uang, gelombang yang ingin menyandingkan HL–AH memiliki ruang terbuka
lebar. Bahkan, informasi dihimpun duet ini juga memperoleh dukungan kuat dari
Gubernur Longki Djanggola, ketika HL menyampaikan dirinya dilamar salah satu
bakal calon wakil gubernur. ‘’Ketika menyampaikan itu, Pak Longki memberikan
apresiasi, tapi beliau menambahkan lebih bagus kalau dengan Pak Anwar,’’ tiru
sumber kailipost menirukan ucapan Ketua Gerindra Sulteng itu.

Apa
komentar kubu AH? ‘’Belum ada pernyataan karena kita terus akan mempelajari
dinamika politik. Dan tidak benar AH tidak maju,’’ tangkis Abd Radjak BM Radjak
SH, Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulteng di lain tempat kemarin.

Lantas,
adakah poros ketiga? Apa akan memungkinkan? Atau perlu strategi untuk membangun
poros ketiga agar dapat memenangkan pertarungan bila ‘berhadapan’ membahayakan?
Jalan masih panjang.
Setidaknya
hingga Desember 2019 partai partai politik masih akan membangun koalisi atau
dukungan untuk calon gubernur, wakil gubernur, calon bupati dan calon walikota
untuk Pilkada serentak September 2020 mendatang. **

Berita terkait