Petobo Terkini ! Cerita Emak Penyintas di Areal Ketangkasan Unggas

  • Whatsapp
banner 728x90
reportase
: andono wibisono
ADALAH
Rohani, perempuan paro baya asal Jawa Barat saat ini menaruh harapan pada usaha
menjajakan minuman dan makanan serta rokok di area ketangkasan unggas di eks
likuifaksi Petobo Palu Selatan. Ia harus ikut terjun mengais rezeki bersama
suaminya yang asal Petobo karena seluruh lahan pertanian ludes digulung
likuifaksi hampir setahun lalu – 28 September 2018.

Di
areal itu, Rohani berharap bersama emak emak lainnya agar pemerintah daerah
memberikan izin dan menepis lokasi itu adalah sarang amoral dan narkoba. ‘’Demi
Tuhan setiap hari saya jualan di sini, tidak ada itu firnah semua. Di sini
hanya ketangkasan unggas di hari Sabtu dan Minggu,’’ paparnya pada kailipost
digital media.

Selama
dua hari, ia dan emak emak lainnya memperoleh omset jualannya dari 250 ribu
hingga 300 ribu/hari. Itu dilakukannya karena hidup di pengungsian alias
Huntara sudah tidak lagi menerima bantuan dari pemerintah. ‘’Bantuan sudah
tidak ada sejak Maret lalu. Kalau tidak berusaha mencari hidup siapa yang
memberi makan biaya sekolah anak anak dan lainnya,’’ terang Rohani dengan mata
berkaca kaca.

Senada
dengannya, Emak 
Yanti
(37) asal Kelurahan Ujuna Palu Barat. Ia yang asli Bugis mengaku rela menempuh
jalan hampir 12 KM ke Petobo untuk berjualan rokok, nasi kuning dan minuman.

Baginya,
lokasi ketangkasan unggas yang dibuka sebulan lalu adalah jalan Tuhan untuknya
mengais rezeki di tengah pasca bencana. ‘’Saya janda tiga anak Pak, dari Ujuna
ke sini untuk jualan. Alhamdulillah saya diberi lokasi Pak Kato di sini
sehingga bisa berusaha dan bisa mencukupi kebutuhan hari hari,’’ ungkapnya.

Salah
seorang tokoh masyarakat Petobo, yang juga mantan Lurah Petobo di lokasi
ketangkasan unggas menyebut bahwa isu isu di luar bahwasannya lokasi di
wilayahnya digunakan hal hal yang melanggar hukum itu adalah fitnah. ‘’Silahkan
ke sini dan lihat. Anda kan sudah lihat sendiri sebagai wartawan. Hanya
ketangkasan unggas dan ajang silaturahim di sini. Kami membuka pintu ayo ke
Petobo lihat ini,’’ terangnya.

Sam
dan Pendi, pengunjung acara rutin Weekend itu mengaku semua informasi di luar
dengan ketangkasan unggas sangat tidak beralasan. ‘’Aparat pasti memantau, mana
ada disini narkoba atau miras apalagi fitnah prostitusi. Di sini ya begini saja
cuma hiburan ketangkasan saja,’’ ujar keduanya di tempat berbeda.

Areal
ketangkasan unggas tersebut berada jauh dari lokasi penduduk dan hanya di
lokasi tak lebih 50 x 50 meter. Di lokasi itu hanya ada beberapa unggas seperti
Ayam aduan dan beberapa lokasi atau arena ketangkasan. Area itu hanya dibuka
Sabtu dan Minggu setiap pekan dari jam 3 sore sampai jam 5 sore sebelum azan
Magrib. ‘’Kita hanya buka dua hari dan tidak sampai tiga jam setiap harinya.
Tujuannya agar semua dapat mencari rezeki sama sama dan silaturahim,’’ ujar
Robi, salah satu yang dipercaya di lokasi itu. **

Berita terkait