Reportase/morowali:
Bambang sumantri
Bambang sumantri
SETIAP Sekolah memiliki cara masing-masing
untuk menciptakan motivasi bagi perkembangan pengetahuan anak didiknya, dengan
harapan bisa diaplikasikan pada masa yang akan datang. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri I Bungku Barat misalnya, kegiatan yang bekerja sama
dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengolahan sampah plastik
menjadi paving blok.
untuk menciptakan motivasi bagi perkembangan pengetahuan anak didiknya, dengan
harapan bisa diaplikasikan pada masa yang akan datang. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri I Bungku Barat misalnya, kegiatan yang bekerja sama
dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengolahan sampah plastik
menjadi paving blok.
Kegiatan tersebut berlangsung selama satu hari
untuk siswa kelas X, XI dan XII khususnya yang linear dengan kompetensi
kejuruan desain pemodelan dan informasi bangunan, dimana para siswa-siswi
diberikan pelajaran atau teori awal pengolahan sampah plastik menjadi barang
yang berguna dilanjutkan dengan prakteknya.
untuk siswa kelas X, XI dan XII khususnya yang linear dengan kompetensi
kejuruan desain pemodelan dan informasi bangunan, dimana para siswa-siswi
diberikan pelajaran atau teori awal pengolahan sampah plastik menjadi barang
yang berguna dilanjutkan dengan prakteknya.
Koordinator mahasiswa UGM, Hendrik mengatakan
bahwa sebagai wujud pengabdian kepda masyarakat dan melihat sampah plastik yang
menjadi problem masyarakat, perlu cara untuk mendaur ulang sampah plastik
menjadi bahan atau brang yang berguna untuk diolah. “Sampah plastik saat
ini telah menjadi masalah dimana-mana, olehnya itu kami mencoba berbagi
pengetahuan untuk mengolahnya, salah satu cara adalah dengan mendaur ulang
sampah plastik menjadi paving block,” ungkapnya.
bahwa sebagai wujud pengabdian kepda masyarakat dan melihat sampah plastik yang
menjadi problem masyarakat, perlu cara untuk mendaur ulang sampah plastik
menjadi bahan atau brang yang berguna untuk diolah. “Sampah plastik saat
ini telah menjadi masalah dimana-mana, olehnya itu kami mencoba berbagi
pengetahuan untuk mengolahnya, salah satu cara adalah dengan mendaur ulang
sampah plastik menjadi paving block,” ungkapnya.
Sementara, Kepala SMK Negeri I Bungku Barat,
Nurlin S Heto menjelaskan, ada bebrapa tujuan dari kemitraan antara pihak
sekolah dengan mahasiswa UGM antara lain, memberikan pengetahuan kepada
siswa-siswi dan secara langsung mampu mempraktekan sendiri bagaimana proses
daur ulang sampah tersebut.
Nurlin S Heto menjelaskan, ada bebrapa tujuan dari kemitraan antara pihak
sekolah dengan mahasiswa UGM antara lain, memberikan pengetahuan kepada
siswa-siswi dan secara langsung mampu mempraktekan sendiri bagaimana proses
daur ulang sampah tersebut.
“Sebagai hasil karya siswa yang inovatif bagi
kami sekolah, dan akan dijadikan pilot project di sekolah untuk penanggulangan
sampah-sampah plastik yang ada di Kabupaten Morowali, tentunya ini juga sebagai
bekal diri kepada anak-anak kami yang nanti bisa menerapkannya di lingkungn
masing-masing peserta didik kami, harapan kami pula, persoalan sampah plastik
Insya Allah akan terjwab dengan adanya inovasi dari peserta didik kami,”
urai Nurlin.**
kami sekolah, dan akan dijadikan pilot project di sekolah untuk penanggulangan
sampah-sampah plastik yang ada di Kabupaten Morowali, tentunya ini juga sebagai
bekal diri kepada anak-anak kami yang nanti bisa menerapkannya di lingkungn
masing-masing peserta didik kami, harapan kami pula, persoalan sampah plastik
Insya Allah akan terjwab dengan adanya inovasi dari peserta didik kami,”
urai Nurlin.**