Kasus Kebakaran di Kota Palu Meningkat

  • Whatsapp
Sudaryanto Lamangkona Kadis Damkar Kota Palu
banner 728x90

Sepanjang tahun 2019, terjadi kenaikan kasus kebakaran di kota Palu. Sebanyak 108 kasus. Hal itu ditegaskan Kadis Damkar kota Palu, Sudaryano Lamangkona, Rabu (16/10/2019) di sela-sela kegiatan konsultasi publik II revisi RTRW Palu, di Hotel Best Western Coco.

“Kasus kebakaran dua tahun sebelum 2019, cenderung menurun. Namun pada tahun ini mengalami kenaikan, Sebanyak 108 kasus. Penyebab utamanya adalah kompor gas elpiji dan listrik yang banyak terjadi di pemukiman warga,” akunya.

Untuk saat ini lanjut Sudaryano Lamangkona, jumlah armada pemadam kebakaran kota Palu, sebanyak sembilan unit. Tiga diantaranya masih dalam perbaikan, sementara enam yang masih beroperasi.

“Jumlah sembilan unit total mobil Damkar yang ada di kota Palu saat ini, belum mencukupi. Idealnya untuk kota Palu berjumlah delapan puluh sembilan unit. Tapi kita belum mampu untuk hal tersebut. Olehnya kita maksimalkan saja yang ada,” jelasnya.

Menurutnya, Dinas pemadam kebakaran kita Palu, mendapatkan bantuan satu unit mobil dari pemerintah Jepang.

“Sudah dalam proses pengadaan. Mobil tersebut merupakan hibah dari pemerintah Jepang,” tuturnya.

Jumlah personil unit pemadam kebakaran kota Palu hingga saat ini, sebanyak 114 orang. Dijelaskannya, minimal dalam satu kecamatan yang ada di kota Palu, terdapat satu pos Damkar.

Fungsi dari pemadam kebakaran sendiri lanjut Sudaryano Lamangkona, bukan hanya sebatas dalam menjinakan “si jago merah” Namun juga meliputi operasi non kebakaran. Seperti upaya penyelamatan.

Bukan hanya menyelamatkan jiwa manusia, akan tetapi juga hewan. Selain itu juga petugas Damkar melakukan evakuasi korban akibat kecelakaan. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 2 tahun 2019.

Sumber pemicu api saat terjadinya kebakaran kata Kadis Damkar, mencakup tiga teori. Diantaranya adalah panas, bahan bakar dan oksigen. “Sumber api juga diakibatkan oleh peningkatan suhu cuaca, sehingga mengakibatkan kebakaran. Seperti terjadi pada lahan kosong, ” cetusnya.

Olehnya dia mengimbau kepada masyarakat, agar berhati-hati terhadap sesuatu yang berpotensi tejadinya kebakaran.

“Jika membakar sampah, di lokasi rumah atau lahan kosong, sebaiknya dilakukan pada malam hari. Untuk mengantisipasi hembusan angin yang kencang. Selain itu proses pembakaranya juga dijaga hingga selesai. Karena mayoritas lahan-lahan yang kosong di kota Palu, berdekatan dengan pemukiman warga,” imbaunya.

Reporter: Firmansyah Lawawi

Berita terkait