Direktorat Sejarah Kemendikbud RI Gelar Kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan di Ponpes Putra Alkhairat

  • Whatsapp

Dalam rangka memperkuat karakter bangsa melalui bidang kesejarahan Pesantren, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 menyelenggaran kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan (Pena Bangsa) Bertempat di gedung Al-Muhsinin Alkhaerat Palu, Selasa (12/11/2019).

Bertemakan “Pesantren dan Nilai Kebangsaan: Merawat Ingatan Sejarah untuk Memperkokoh Keindonesiaan”, yang diikuti sekurangnya 3000 peserta yang yerdiri dari santri, kiai, akademis, dilaksanakan selama dua hari. Rangkaian kegiatan terdiri dari halaqoh kebangsaan, lomba esai kebangsaan, pameran kesejarahan dan pojok sejarah.

Pengurus besar Alkhairat Palu, Ridwan Yalijama dalam sambutannya menjelaskan bahwa perguruan Alkhairat didirikan pada tahun 1930 oleh Habib Idrus Bin Salim Al-Jufrie atau lebih dikenal dengan sebutan Guru Tua.

“Guru Tua merupakan sosok Nasionalis. Dimana dia menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air, ” ungkapnya.

Perguruan Alkhairat sebut Ridwan Yalijama, mendidik dan menciptakan karakter siswanya, sesuai dengan pesan dari Guru Tua. Yaitu dengan ilmu dan ahlakulkharimah, engkau akan mendapatkan kemuliaan.

Dalam era kecanggihan tehnologi saat ini, kata Ridwan Yalijama, manusia lebih cenderung mengkiblatkan hal tersebut, ketimbang mengutamakan nilai ketuhanan. Salah satu dampaknya adalah kehilangan nilai kebangsaan.

“Saat ini, lebih diutamakan mengisi pulsa HP daripada bersedekah. Lebih banyak membaca pesan WA, FB daripada membaca Al-Quran. Itulah dampak negatif yang disebabkan tehnologi. Dahulu dalam silaturahim saling berkunjung, Namun saat ini tinggal kirim pesan lewat handphone. Ini salah satu menghilangkan nilai kebangsaan,” bebernya.

Olehnya, salah satu tujuan pendidikan di pondok pesantren, bertujuan dalam meningkatkan nilai keagamaan dan kebangsaan yang baik. Sehingga semboyan NKRI harga mati tetap terpelihara. Tidak tergerus oleh canggihnya tehnologi saat ini.

Ditambahkanya, perguruan Alkhairat telah tersebar dibeberapa wilayan Indonesia, diantaranya Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Kepala Direktorat Sejarah, Dr. Agus Sujatmoko menyampaikan bahwa kegiatan penguatan nilai kebangsaan melalui sejarah di pondok pesantren seluruh Indonesia, pertama kali dilaksanakan pada tahun ini.

Dijelaskannya, selain meningkatkan nilai kebangsaan dikalangan siswa, kegiatan tersebut juga bertujuan dalam menangkal faham radikalisme yang berkembang saat ini.

Selain itu, perjuangan dalam melepaskan belenggu penjajahan pada zaman dahulu, tidak terlepas dari peran para ulama, kiai maupun Ponpes yang ada di Indonesia.

“Seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Hassanudin dan tokoh pejuang lainnya. Mereka merupakan pemimpin yang berlatar-belakang ulama yang dibesarkan melalui nilai-nilai keagamaan yang kuat,” sebutnya.

Sementara, ketua panitia kegiatan Pena Bangsa, H. Sumitro Nento disela-sela hajatan mengungkapkan bahwa dalam pameran yang diselenggarakan selama dua hari, mengangkat tema kebencanaan. Beberapa buku yang dipamerkan bersifat E-katalog. Dimana siswa bisa melakukan screen buku tersebut, kemudian bisa langsung diakses melalui internet.

Disamping itu, juga mengangkat tema dengan menanamkan nilai kebangsaan. “Kami menyatakan bahwa Alkhairat, siap menjaga keutuhan NKRI, ” tegasnya.

nilai kebangsaan yang ada di pondok pesantren Alkhairat lanjut H. Sumitro Nento, tidak perlu diragukan. Karena sesepuh Alkhairat telah menanamkanya terlebih dahulu kepada santri-santrinya.

Selain siswa-siwi perguruan Alkhairat, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sekolah lainnya di kota Palu. Diantaranya juga sekolah non muslim.***

Reporter: Firmansyah Lawawi

Berita terkait