Rektor: Suka Tidak Suka, Sistem Pembelajaran Daring Harus Dilaksanakan

  • Whatsapp
Rektor untad Prof Dr Ir Mahfudz, MP. Foto: Yohanes Clemens
banner 728x90

Palu,- Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir Mahfudz, MP, mengatakan Perguruan Tinggi (PT) Untad wajib melakukan pembelajaran daring, sehingga sika atau tidaknya sistem pembelajaran daring harus dilaksanakan.

“Masa darurat Covid-19 seluruh kampus di dunia berupaya untuk dapat beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Sehingga, Untad juga harus tutur menyesuaikan, dengan mengacu dari instruksi Mendikbud. Maka dari itu, Untad harus berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan segala hal, mulai dari infrastruktur teknologi informatika sampai kepada penyiapan media-media pembelajaran, serta penyiapan koneksi jaringan internet,” ujar Prof Mahfudz.

Pada sistem pembelajaran daring yang telah dilakukan Untad, pada semester lalu, meski belum sempurna, namun mutu capaian pembelajaran tetap menjadi perhatian. Untuk itu Lembaga Penjaminan Mutu dan Unit Penjaminan Mutu fakultas terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan layanan yang berlangsung di masa pandemi ini, ujar Rektor.

“Maka agar capaian pembelajaran tetap terpenuhi, terpenting adalah terjadi perubahan sikap dan adaptasi oleh civitas akademika untuk menggunakan teknologi informatika. Dimana melalui ragam aplikasi seperti, Skype, Zoom, Google Meeting, Google Classroom, Webex Meeting, ScreenCastify, Loom, Wakelet, Kahoot, Quizizz, Google Form, LMS dan lainnya,” ujarnya.

Olehnya, kata Rektor, saya berharap semester depan pelaksanaan pembelajaran daring semakin baik sesuai bagaimana harapan kita bersama. Untuk itu saya mengharapkan, Wakil Rektor Bidang Akademik, Bapak-Bapak Ibu Dekan dan para Wakil Dekan Bidang Akademik duduk bersama untuk mempersiapkan panduan pembelajaran daring yang akan menjadi pedoman bagi dosen dan mahasiswa, jelasnya.

“Kita juga harus pastikan, bahwa anak kita yang berada di daerah kawasan dengan akses jaringan internet yang sulit, tetap mendapat layanan pembelajaran. Mungkin dengan model-model pembelajaran yang lain,” pungkasnya. ***

Reporter: Yohanes Clemens

Berita terkait