Aktivitas Pertambangan Diduga Penyebab Banjir Dampala

  • Whatsapp
Wasekjend KNPI, Wazir Muhaemin/ft: ist
banner 728x90

Morowali,- Dalam dua tahun berturut-turut, Desa Dampala dan Desa Lele Kecamatan Bahodopi dilanda banjir. Juni 2019 lalu, Desa Dampala diterjang banjir bandang yang mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan parah bahkan ada yang hanyut dibawa derasnya arus sungai.

Di tahun 2020 ini, puncaknya pada Kamis 16 Juli, Sungai Dampala kembali meluap karena intensitas hujan yang cukup tinggi dalam kurun waktu beberapa hari terakhir ini.

Akibatnya, jalan alternatif menjadi lumpuh total, volume air Sungai Dampala semakin meningkat sehingga masuk ke dalam pemukiman penduduk dan merendam hampir semua bangunan rumah di desa tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh sementara, untuk Desa Dampala rumah yang terendam dari luapan air sungai kurang lebih 70 unit dan merendam satu Masjid serta satu bangunan Sekolah. Selain Dampala, luapan sungai juga merendam beberapa rumah warga beserta kantor Desa Lele.

Musibah banjir yang teejadi selama dua tahun beruntun itu menimbulkan pertanyaan terkait penyebab meluapnya sungai Dampala, yang diduga akibat adanya aktivitas pertambangan di hulu sungai.

Pasalnya, setiap kali terjadi hujan lebat, warna air sungai tersebut langsung berubah menjadi cokelat kemerahan. Ditambah lagi ketika volume air sungai meningkat karena hujan lebat, berbagai jenis batang kayu hanyut dari bagian atas sungai.

Dugaan tersebut disampaikan oleh Wasekjend DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Wazir Muhaemin kepada media ini, Kamis (16/07) malam.

Ia menyatakan bahwa pihak Kepolisian harus segera melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab meluapnya Sungai Dampala hingga merendam pemukiman penduduk.

“Atas kejadian ini, saya berharap agar pelaku penambangan yang arogan dan semena-mena dalam melakukan aktivitas tanpa mengindahkan SOP penambangan bisa segera diproses secara hukum tanpa ada tebang pilih,” ungkap Wazir.

Pasca banjir bandang tahun 2019 lalu, kelompok masyarakat yang terdampak melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebabnya. Hasilnya, ditemukan titik lokasi pertambangan tepatnya di blok 8 PT Bintang Delapan Mineral (BDM) yang diduga kuat penyebab utama terjadinya banjir yang merendam tiga desa saat itu.

Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas pertambangan yang disertai dengan adanya aktivitas pembalakan kayu yang juga kuat dugaan dilakukan secara ilegal.

“Berdasarkan hasil investigasi tersebut, besar kemungkinan penyebab kembali meluapnya air Sungai Dampala ini adalah karena gundulnya gunung, sehingga menjadikan debit air yang mengalir dari gunung bertambah banyak, yang tentunya dikarenakan pelaku penambang belum melakukan penghijauan di areal pertambangannya,” tandas Wazir.

Reporter: Bambang Sumantri

Berita terkait