Palu,- Siapa yang tak kenal durian, buah dengan aroma dan cita rasa yang khas ini menjadi primadona bagi sebagian orang. Meski sedang berada di masa Pandemi Covid-19, buah dengan nama latin Durio zibethinus ini juga banyak tumbuh di beberapa daerah di Sulawesi Tengah terus menyediakan stok yang melimpah.
Di Kota Palu sendiri meski tak memiliki perkebunan Durian, namun para pencinta durian tak perlu usang dan khawatir. Karena Kota Palu menjadi pasar utama penjualan durian dari beberapa wilayah seperti Parimo, Poso, Donggala bahkan juga dari Provinsi tetangga Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Kota Palu memiliki beberapa tempat yang disediakan khusus bagi penikmat buah ini. Mulai jalur dua Moh Yamin, Hutan Kota Palu, hingga destinasi durian yang ada di Jalan Jabal Nur, Kelurahan Talise.
Aco, salah satu pelapak durian di Talise, mengatakan durian yang ia jual berasal dari daerah Parigi, Poso Pesisir, Tolai, Pantai Barat dan juga dari Donggala. Sementara untuk harga jualnya, kata dia, bervariasi tergantung dari ukuran dan juga jenis duriannya.
“Kita disini duriannya ambil langsung dari petani-petani di beberapa daerah di Sulawesi Tengah. Dan kalau untuk harga yang paling murah dan kecil itu biasa kita jual Rp20 sampai 25 ribu. Pokoknya tergantung besar kecilnya saja dan jenis duriannya. Sementara yang paling mahal itu harga Rp75 ribu,” ujar Aco saat ditemui kailipost.com, Kamis (11/02/2021).
Untuk jenis sendiri, ia mengaku menjual beberapa jenis seperti seperti durian mentega, durian putih dan juga durian montong. Untuk durian mentega dan durian putih dibanderol dengan harga sama kecuali durian montong memiliki harga yang lebih tinggi yakni Rp70 ribu per kilogram.
Sementara saat ditanyakan mengenai pendapatan, Aco mengungkapkan hanya mengambil keuntungan hingga 2,5% dari satu buah durian yang terjual. Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual durian hingga 100 biji.
“Kalau untuk keuntungan tipislah tapi tetap ada, saya kan hanya ambil 1% sampai 2,5% persen saja, tergantung jenisnya,” ungkapnya.
Ia kemudian berharap agar harga jual durian ini bisa dinormalkan kembali karena saat ini masih tergolong mahal.
“Semoga harganya normal, karena kalau harganya naik otomatis berpengaruh kepada penjualan dan peminat sedikit, tetapi kalau murah kasian para petani durian,” harapnya.
Dengan adanya destinasi Durian di Kota Palu ini, banyak harapan dapat memberikan sedikit penambal luka bagi perekonomian di tengah paceklik Covid-19 setahun belakangan ini. Dimana perputaran uang dari kaum menengah keatas tetap menjangkau para pelaku UMKM di Kota Palu. ***
Reporter: Windy Kartika