Palu,- Jelang 100 hari kepemimpinan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid dan Wakil Wali Kota, Reny Lamadjido pada awal Juni mendatang, terlihat kinerjanya masih biasa-biasa saja. Hal itu dikatakan, Akademisi Universitas Tadulako, Dr Irwan Waris M.Si.
“Besar harapan kita sama pak Hadianto karena saya melihat belum ada kecenderungan, masih biasa-biasa saja, seperti sebelumnya. Dan jangan semua mau dikerja, harus fokus dan kehidupan rutin masyarakat harus terjamin,” kata Dr Irwan, Jumat (21/5/21) kepada media ini.
Bahkan Dr Irwan mengharapkan Wali Kota Hadianto tak harus melakukan banyak hal, cukup fokus ke beberapa program prioritas untuk kepentingan masyarakat. Yang sangat penting dimasukkan dalam program prioritas salah satunya penataan kota.
Lebih lanjut Dr Irwan menilai, salah satu yang perlu dievaluasi wali kota adalah langkah melakukan sidak-sidak. Sidak sesuai tujuannya disadari memang sesuatu yang baik untuk mencari tahu jalannya administrasi pemerintahan. Namun, kata dia, untuk ukuran seorang wali kota hendaknya melakukan hal yang lebih penting untuk dilihat masyarakat, terlebih mengingat masa kepemimpinan Hadianto-Reny cukup singkat, hanya sekitar tiga tahun delapan bulan.
“Yang rakyat tuntut sekarang pak wali kota memperlihatkan dirinya bekerja. Tapi tentunya kalau untuk melihat hasil kerja pak wali belum karena masih terlalu dini,” katanya.
Dr Irwan menjelaskan, saat ini masyarakat membutuhkan kerja wali kota dan wakilnya yang bersentuhan langsung kepada masyarakat. “Saya contohkan penanganan pascabencana, mencakup pembangunan Huntap dan perbaikan jalan serta pengendalian virus corona (Covid-19) di Kota Palu.
Itu karena sebagian masyarakat korban bencana sampai saat ini masih berada di hunian-hunian sementara. Hal ini menjadi ironi sebab sudah hampir tiga tahun pasca-gempa bumi, tsunami dan likuifaksi melanda Kota Palu,” katanya.
Kita pahami, kata Irwan, kewenangan untuk penyelesaian pembangunan Hunian Tetap (Huntap) tidak di tangan wali kota, namun bukan berarti tutup mata melihat sebagian rakyatnya yang masih didera pilu.
Banyak rakyat yang masih berada di Huntara, bahkan, Ia melihat di belakang Polda menuju Gong Perdamaian belum ada pergerakan. Ia, kira wali kota berperan meminta atau mendorong agar pemerintah pusat merealisasikan pembangunan Huntap.
“Bahkan saya melihat di beberapa tempat perbaikan jalan yang rusak akibat gempa belum tersentuh. Padahal, perbaikan jalan salah satu kebijakan yang harusnya dilakukan, ha itu dikarenakan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat.
Contohnya, dipinggir Pantai Talise, kenapa tidak diperbaiki agar tidak tampak sesuatu yang horor di situ, terutama kalau malam. Jalan itu dipakai sekarang, tapi saya melihat Pemda yang sekarang ini tidak memandang itu sesuatu yang penting diperbaiki,” tandas Dr Irwan yang merupakan Dosen di FISIP Untad Itu. ***
Reporter: Yohanes Clemens