Palu,- Narkotika merupakan salah satu indikator penyebab terjadinya perkawinan anak di Indonesia. Hal itu ditegaskan perwakilan Yayasan Sikola Mombine dalam rapat Panitia khusus (Pansus) membahas Rancangan peraturan daerah (Ranperda) fasilitasi pemberantasan, penanggulangan, pencegahan, dan peredaran Narkotika, Senin (13/12/2021) di ruang sidang utama kantor DPRD Palu.
“Ada tiga penyebab meningkatnya angka kriminalitas dan perkawinan anak. Pertama adalah Narkotika, seks bebas dan anak yang memiliki latar belakang broken home,” ungkap Nur Safitri.
Berbicara tentang pemberantasan, pencegahan penyalahgunaan Narkotika, lanjut Nur Safitri, bukan hanya membahas tentang upaya akuratif saja. Namun juga menyoal preventif. Artinya, pencegahan harus dilakukan hingga tuntas.
Realita yang kerap terjadi di masyarakat, dimana anak yang telah usai menjalani rehabilitasi Narkotika, tidak memiliki wadah, komunitas, maupun jejaring pengaman yang bisa membimbing dan mendampingi paska pemulihan.
“Hal ini juga perlu disikapi. Saya pikir ini juga perlu diatur dan dimasukan dalam poin penting Perda Narkotika,” sebutnya.
Namun kunci utama dari upaya pemberantasan Narkotika menurutnya, adanya alokasi angggaran dari Pemerintah Kota Palu.
“Sangat penting dari pembahasan pada hari ini, adanya komitmen anggaran. Sehingga bisa mengimplementasikan Perda Narkotika di Kota Palu,” jelasnya.
Lebih jauh dia menekankan adanya pendidikan Hak Seksual dan Hak Reproduksi (HSHS). Hal itu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak.***
Reporter: Firmansyah Lawawi
