Sulteng Provinsi Baru, Ketiban ‘Durian Runtuh’ Karena Tambang, Kalahkan Provinsi Ini

  • Whatsapp

JAKARTA – Provinsi Sulawesi Tengah bagai bayi ajaib. Kurun waktu satu dekade ini melejit pertumbuhan ekonominya diakbatkan pertambangan mencapai 15,41%. Karena faktor utama itu, PDRB Sulteng capai 19,13 % (yoy). Komoditas penyumbang terbesar adalah bijih logam jenis nikel. Demikian rilis resmi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono di kuartal III (Q3) 2022 Senin 7 Nopember 2022.

Kata Margo secara global windfall dari tingginya harga komoditas unggulan di pasar internasional yang terus berlanjut. Menyebabkan kinerja ekspor Indonesia tetap mengesankan. Secara domestik, mobilitas masyarakat yang semakin pulih dan bauran kebijakan dari pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat. Hal ini mendorong penguatan aktivitas produksi dan konsumsi masyarakat.

Selain Sulteng, Sumatera Selatan, sumber pertumbuhan dari pertambangan pada Kuartal III-2022 mencapai 0,9%, terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Adapun pertumbuhan PDRB di provinsi ini tumbuh 5,34% jika dibandingkan Kuartal III-2021.
Data BPS menunjukan sektor pertambangan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi ketiga di wilayah Sumsel dengan andil 25,88%, setelah sektor perdagangan dan pengolahan.
Komoditas utamanya yakni batu bara dan lignit.

Menyusul, Kalimantan Timur (Kaltim), sumber pertumbuhan berasal dari pertambangan yang mencapai 1,74% terhadap PDRB provinsi tersebut. Di mana pertumbuhan PDRB di Kaltim mencapai 5,28% (yoy). ‘’Pertambangan merupakan sektor utama dalam perekonomian wilayah itu dengan andil 55,74%, serta komoditas andalan batubara dan lignit,” kata Kepala BPS itu.

Adapun di Nusa Tenggara Barat (NTB), sumber pertumbuhan dari pertambangan mencapai 3,94%, dengan pertumbuhan PDRB yang mencapai 7,1% (yoy). Pertambangan merupakan penyumbang utama dalam perekonomian di wilayah ini dengan andil 19,7%, dengan komoditas andalan tembaga.

Selanjutnya di Papua, sumber pertumbuhan dari pertambangan mencapai 3,51%. Dengan pertumbuhan PDRB Papua mencapai 5,78% (yoy). Pertambangan merupakan penyumbang utama dalam perekonomian wilayah dengan andil 36,14%, dengan komoditas utamanya adalah bijih logam emas.

Sektor pertambangan, kata Margo secara nasional tumbuh 3,22% (yoy) pada Kuartal III-2022, melambat dari Kuartal II-2022 yang sebesar 4,01% (yoy). Pertumbuhan pertambangan tersebut didorong oleh pertambangan batu bara dan lignit yang tumbuh sebesar 9,41% (yoy).Itu juga didorong adanya peningkatan permintaan dari luar negeri terhadap batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan.
Kemudian pertumbuhan di pertambangan juga didorong oleh subsektor bijih logam yang tumbuh sebesar 9,03% (yoy), disebabkan adanya peningkatan produksi tembaga dan emas di distrik mineral Grasberg, Papua. Selain itu, terdapat pula peningkatan permintaan dari luar negeri terutama untuk komoditas emas dan tembaga. ***

Editor : andono wibisono

Berita terkait