PDIP: Ada Satu Dosa yang Belum Pernah Di-laundry Anies

  • Whatsapp
Anies Baswedan saat menghadiri acara Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat. (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Memaafkan Tak Melupakan

Deddy kembali menanggapi pernyataan Taslim. Dia menyebut politik identitas yang terjadi pada 2017 adalah warisan yang ditinggalkan Anies dalam konteks pluralisme.

“Tadi saya bicara tentang sosok Aniesnya. Tetapi inilah yang kemudian menjadi legacy Anies dalam konteks pluralisme, karena dia mengabaikan itu,” kata Deddy.

“Tadi saya sudah bilah, okelah we forgive him, but we’ll not forget. Karena dia nggak pernah bicara tentang itu sama sekali, padahal itu momentum di mana hal yang paling menyakitkan dalam pluralisme kita terjadi,” imbuhnya.

Belum Move On?

Juru bicara PKS M Kholid menilai pernyataan PDIP sikap belum beranjak dari masa lalu dan dinilai seperti buzzer. Padahal, menurut PKS, Anies lebih banyak mengajukan gagasan dan kerja.

“Belum move on, narasinya terus mengangkat politik identitas, dan melabeli Pak Anies dengan stigma negatif. Khas buzzer,” ujar Kholid kepada wartawan, Selasa (17/1).

Kholid mengatakan saat ini Anies tengah aktif menjalankan politik diplomasi Jakarta di level global. Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa Anies berhasil menjadi pemimpin yang diakui oleh tokoh dunia.

“Padahal Pak Anies sudah bicara politik gagasan, politik kinerja, dan sekarang sedang keliling dunia, aktif menjalakan politik diplomasi Jakarta di level global, dihormati tokoh-tokoh dunia sebagai pemimpin yang berhasil memimpin Ibu Kota,” tuturnya.

Berita terkait